BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam
klasifikasi terdapat kingdom/dunia animalia (hewan). Kingdom animalia dapat
dibagi menjadi beberapa filum seperti filum vermes dan Filum Arthropoda. Yang
termasuk filum vermes yaitu Platyhelmintes, Nemathelminthes, dan Annelida.
Sedangkan yang termasuk filum Arthropoda yaitu Crustcea, Arachnida, Insecta,
dan Myriapoda (Chilopoda dan Diplopoda). Kita sebagai makhluk ciptaannya patut
bersyukur dengan apa yang telah di ciptakannya. Di bumi ini, keanekaragaman
hewan sangat beragam jenisnya. Oleh karena itu, kita perlu
mengklasifikasikannya untuk mempermudah dalam memepelajarinya. Klasifikasi
bertujuan untuk memepermudah mengenal objek yang beranekaragam dengan cara
melihat/mencari persamaan dan perbedaan ciri dan sifat pada objek tersebut.
Keuntungan yang diperoleh dengan mengklasifikasikan makhluk hidup adalah
mempermudah dalam mencari keterangan tentang makhluk hidup yang dipelajari
serta mempermudah dalam penaman nama ilmiah.
Arthropoda berasal dari bahasa Yunani, yaitu arthro yang berarti ruas dan
podos yang berarti kaki. Jadi, Arthropoda berarti hewan yang kakinya
beruas-ruas. Organisme yang tergolong filum arthropoda memiliki kaki yang
berbuku-buku. Hewan ini memiliki jumlah spesies yang saat ini telah diketahui
sekitar 900.000 spesies. Hewan yang tergolong arthropoda hidup di darat sampai
ketinggian 6.000 m, sedangkan yang hidup di air dapat ditemukan sampai
kedalaman 10.000 meter.
Arthropoda berasal dari bahasa Yunani, yaitu arthro yang berarti ruas dan
podos yang berarti kaki. Jadi, Arthropoda berarti hewan yang kakinya
beruas-ruas. Organisme yang tergolong filum arthropoda memiliki kaki yang berbuku-buku.
Hewan ini memiliki jumlah spesies yang saat ini telah diketahui sekitar 900.000
spesies. Hewan yang tergolong arthropoda hidup di darat sampai ketinggian 6.000
m, sedangkan yang hidup di air dapat ditemukan sampai kedalaman 10.000 meter
(Karmana,2007)
Arthropoda (dalam bahasa latin, Arthra = ruas , buku, segmen ; podos =
kaki) merupakan hewan yang memiliki ciri kaki beruas, berbuku, atau
bersegmen.Segmen tersebut juga terdapat pada tubuhnya.Tubuh Arthropoda
merupakan simeri bilateral dan tergolong tripoblastik selomata
(http://gurungeblog.wordpress.com).
Arthropoda adalah hewan dengan kaki beruas-ruas dengan sistem saraf tali dan organ tubuh telah berkembang dengan baik. Tubuh artropoda terbagi atas segmen-segmen yang berbeda dengan sistem peredaran darah terbuka. Contoh : laba-laba, lipan, kalajengking, jangkrik, belalang, caplak, bangsat, kaki seribu, udang, lalat / laler, kecoa. (http://organisasi.org).
Arthropoda adalah hewan dengan kaki beruas-ruas dengan sistem saraf tali dan organ tubuh telah berkembang dengan baik. Tubuh artropoda terbagi atas segmen-segmen yang berbeda dengan sistem peredaran darah terbuka. Contoh : laba-laba, lipan, kalajengking, jangkrik, belalang, caplak, bangsat, kaki seribu, udang, lalat / laler, kecoa. (http://organisasi.org).
Ukuran tubuh Arthropoda sangat beragam, beberapa diantaranya memiliki
panjang lebih dari 60 cm., namun kebanyakan berukuran kecil.Begitu pula dengan
bentuk Arthropoda pun beragam (http://gurungeblog.wordpress.com)
Hewan arthropoda memiliki bentuk tubuh simetri bilateral, triploblastik selomata, dan tubuhnya bersegmen. Tubuh ditutupi lapisan kutikula yang merupakan rangka luar (eksosketelon). Ketebalan kutikula sangan bervariasi, tergantung dari spesies hewannya. Kutikula dihasilkan oleh epidermis yang terdiri atas protein dan lapisan kitin. Pada waktu serangga mengadakan pertumbuhan, kutikula akan mengalami pengelupasan (Karmana,2007).
Hewan arthropoda memiliki bentuk tubuh simetri bilateral, triploblastik selomata, dan tubuhnya bersegmen. Tubuh ditutupi lapisan kutikula yang merupakan rangka luar (eksosketelon). Ketebalan kutikula sangan bervariasi, tergantung dari spesies hewannya. Kutikula dihasilkan oleh epidermis yang terdiri atas protein dan lapisan kitin. Pada waktu serangga mengadakan pertumbuhan, kutikula akan mengalami pengelupasan (Karmana,2007).
Kutikula berfungsi melindungi tubuh bagian dalam, memberi bentuk pada tubuh
serangga dan dapat menjadi tempat melekatnya otot, terutama yang berhubungan
dengan alat gerak. Otot serangga merupakan otot serat lintang yang susunannya
sangat kompleks. Otot ini diperlukan untuk melakukan gerakan yang cepat.
Tubuh Arthropoda terdiri atas caput (kepala), toraks(dada), dan abdomen
(perut) yang bersegmen-segmen. Pada laba-laba dan udang, kepala dan dadanya
bersatu membentuk sefalotoraks, tetapi ada juga spesies yang sulit dibedakan
antara kepala, toraks, dan abdomennya, seperti pada lipan. Pada tiap-tiap
segmen tubuh ada yang dilengkapi alat gerak dan ada juga yang tidak dilengkapi
alat gerak.
Hewan arthropoda memiliki organ sensoris yang sudan berkembang, seperti mata, penciuman, serta antena yang berfungsi sebagai alat peraba dan pencium. Tingkat perkembangannya sesuai dengan kondisi lingkungan tempat hidupnya.
Sitem peredaran darah terdiri atas jantung di bagian dorsal. Sistem peredaran darahnya merupakan sistem peredaran darah terbuka yang tidak memiliki kapiler darah. Jantung berfungsi untuk memompa darah keseluruh tubuh.
Hewan arthropoda yang hidup di air ada yang bernapas dengan menggunakan insang, sistem trakea, paru-paru buku, atau pada beberapa spesies melalui permukaan tubuh. Sistem ekskresi menggunakan saluran malpighi. Sistem saraf dinamakan sistem saraf tangga tali karena terdiri atas dua ganglion dorsal yang memiliki dua saraf tepi. Setiap saraf trepi dihubungkan oleh saraf melintang sehingga merupakan tangga tali.
Sistem pencernaan dimulai dari mulut, usus, dan anus. Mulut ada yang berfungsi untuk menjilat seperti pada lalat, menusuk dan menghisap seperti pada nyamuk, serta menggigit seperti pada semut.
Hewan arthropoda memiliki organ sensoris yang sudan berkembang, seperti mata, penciuman, serta antena yang berfungsi sebagai alat peraba dan pencium. Tingkat perkembangannya sesuai dengan kondisi lingkungan tempat hidupnya.
Sitem peredaran darah terdiri atas jantung di bagian dorsal. Sistem peredaran darahnya merupakan sistem peredaran darah terbuka yang tidak memiliki kapiler darah. Jantung berfungsi untuk memompa darah keseluruh tubuh.
Hewan arthropoda yang hidup di air ada yang bernapas dengan menggunakan insang, sistem trakea, paru-paru buku, atau pada beberapa spesies melalui permukaan tubuh. Sistem ekskresi menggunakan saluran malpighi. Sistem saraf dinamakan sistem saraf tangga tali karena terdiri atas dua ganglion dorsal yang memiliki dua saraf tepi. Setiap saraf trepi dihubungkan oleh saraf melintang sehingga merupakan tangga tali.
Sistem pencernaan dimulai dari mulut, usus, dan anus. Mulut ada yang berfungsi untuk menjilat seperti pada lalat, menusuk dan menghisap seperti pada nyamuk, serta menggigit seperti pada semut.
Anggota filum arthropoda dapat dibedakan menjadi hewan jantan dan betina.
Fertilisasi arthropoda terjadi secara internal. Telur banyak mengandung kuning
telur yang tertutup oleh cangkang. Hewan arthropoda ada yang mengalami metemorfosis
sempurna, metemorfosis tidak sempurna, dan ada yang tidak bermetamorfosis.
Sistem reproduksi Arthropoda umumnya terjadi secara seksual.Namun ada juga yang secara aseksual, yaitu dengan partenogenesis. Partenogenesis adalah pembentukan individu baru tanpa melalui fertilisasi (pembuahan). Individu yang dihasilkan bersifat steril.Organ reproduksi jantan dan betina pada Arthropoda terpisah, masing-masing menghasilkan gamet pada individu yang berbeda sehingga bersifat dioseus (berumah dua).
Sistem reproduksi Arthropoda umumnya terjadi secara seksual.Namun ada juga yang secara aseksual, yaitu dengan partenogenesis. Partenogenesis adalah pembentukan individu baru tanpa melalui fertilisasi (pembuahan). Individu yang dihasilkan bersifat steril.Organ reproduksi jantan dan betina pada Arthropoda terpisah, masing-masing menghasilkan gamet pada individu yang berbeda sehingga bersifat dioseus (berumah dua).
Hasil fertilisasi berupa telur (http://gurungeblog.wordpress.com).
Cara hidup Arthropoda sangat beragam, ada yang hidup bebas, parasit, komensal, atau simbiotik.Dilingkungan kita, sering dijumpai kelompok hewan ini, misalnya nyamuk, lalat, semut, kupu-kupu, capung, belalang, dan lebah.
Habitat penyebaran Arthropoda sangat luas.Ada yang di laut, periran tawar, gurun pasir, dan padang rumput (http://gurungeblog.wordpress.com).
Cara hidup Arthropoda sangat beragam, ada yang hidup bebas, parasit, komensal, atau simbiotik.Dilingkungan kita, sering dijumpai kelompok hewan ini, misalnya nyamuk, lalat, semut, kupu-kupu, capung, belalang, dan lebah.
Habitat penyebaran Arthropoda sangat luas.Ada yang di laut, periran tawar, gurun pasir, dan padang rumput (http://gurungeblog.wordpress.com).
Filum arthropoda dibagi menjadi empat kelas, yaitu Crustcea, Arachnida,
Insecta, dan Myriapoda (Chilopoda dan Diplopoda).
ü
Crustacea
Crustacea
(dalam bahasa latinnya, crusta= kulit) memiliki kulit yang keras.Udang,
lobster, dan kepiting adalah contoh kelompok ini. Umumnya hewan Crustacea
merupakan hewan akuatik, meskipun ada yang hidup di darat. Crustacea dibedakan
menjadi dua subkelas berdasarkan ukuran tubuhnya, yaitu Entomostraca dan
Malacostraca.Entomostraca adalah crustacea yang berukuran mikroskopik, hidup
sebagai zooplankton atau bentos di perairan, dan juga ada yang sebagai parasit.
Contoh hewan ini adalah Daphnia, Cypris virens, dan Cyclops sp.
ü
Arachnoidea
Arachnoidea
(dalam bahasa yunani, arachno = laba-laba) disebut juga kelompok laba-laba,
meskipun anggotanya bukan laba-laba saja. Kalajengking adalah salah satu contoh
kelas Arachnoidea yang jumlahnya sekitar 32 spesies. Ukuran tubuh Arachnoidea
bervariasi, ada yang panjangnya lebih kecil dari 0,5 mm sampai 9 cm.
Arachnoidea merupakan hewan terestrial (darat) yang hidup secara bebas maupun
parasit.Arachnoidea yang hidup bebas bersifat karnivora. Arachnoidea dibedakan
menjadi tiga ordo, yaitu Scorpionida, Arachnida, dan Acarina.Scorpionida
memiliki alat penyengat beracun pada segmen abdomen terakhir, contoh hewan ini
adalah kalajengking (Uroctonus mordax) dan ketunggeng ( Buthus after). Pada
Arachnida, abdomen tidak bersegmen dan memiliki kelenjar beracun pada
kaliseranya (alat sengat), contoh hewan ini adalah Laba-laba serigala (Pardosa
amenata), laba-laba kemlandingan (Nephila maculata). Acarina memiliki tubuh
yang sangat kecil, contohnya adalah caplak atau tungau (Acarina sp.).
Berikut
adalah ciri-ciri dari salah satu hewan Arachnoidea yang sering kita jumpai,
yaitu laba-laba. Tubuhnya terdiri dari dua bagian, yaitu sefalotoraks
(kepala-dada) pada bagian anterior dan abdomen pada bagian posterior.
Sefalotoraks adalah penyatuan tubuh bagian sefal atau kaput (kepala) dan bagian
toraks (dada). Pada sefalotoraks terdapat sepasang kalisera (alat sengat),
sepasang pedipalpus (capit), dan enam pasang kaki untuk berjalan. Kalisera dan
pedipalpus merupakan alat tambahan pada mulut. Pada bagian abdomen (opistosoma)
laba-laba terdiri dari mesosoma dan metasoma. Pada bagian posterior abdomen
terdapat spineret yang merupakan organ berbentuk kerucut dan dapat berputar
bebas.
Didalam
spineret terdapat banyak spigot yang merupakan lubang pengeluaran kelenjar
benang halus atau kelenjar benang abdomen. Kelenjar benang halus mensekresikan
cairan yang mengandung protein elastik. Protein elastik tersebut akan mengeras
di udara membentuk benang halus yang digunakan untuk menjebak mangsa. Laba-laba
bernapas dengan paru-paru buku atau trakea. Paru-paru buku adalah organ
respirasi berlapis banyak seperti buku dan terletak pada bagian abdomen.
Ekskresi laba-laba dilakukan dengan tubula (tunggal=tubulus) Malpighi. Tubula
Malpighi merupakan tabung kecil panjang dan buntu dan organ ini terletak di
dalam hemosol yang bermuara ke dalam usus.Selain Tubula Malpighi, ekskresi
lainnya dilakukan dengan kelenjar koksal. Kelenjar koksal merupakan kelenjar
ekskretori buntu yang bermuara pada daerah koksa (segmen pada kaki insecta).
ü
Insecta
Insecta
(dalam bahasa latin, insecti = serangga). Banyak anggota hewan ini sering kita
jumpai disekitar kita, misalnya kupu-kupu, nyamuk, lalat, lebah, semut, capung,
jangkrik, belalang,dan lebah. Ciri khususnya adalah kakinya yang berjumlah enam
buah. Karena itu pula sering juga disebut hexapoda. Insecta dapat hidup di
bergagai habitat, yaitu air tawar, laut dan darat. Hewan ini merupakan
satu-satunya kelompok invertebrata yang dapat terbang.Insecta ada yang hidup
bebas dan ada yang sebagai parasit.
Insecta
sering disebut serangga atau heksapoda. Heksapoda berasal dari kata heksa
berarti 6 (enam) dan kata podos berarti kaki. Heksapoda berarti hewan berkaki
enam. Diperkirakan jumlah insecta lebih dari 900.000 jenis yang terbagi dalam
25 ordo. Hal ini menunjukkan bahwa banyak sekali variasi dalam kelas insecta
baik bentuk maupun sifat dan kebiasaannya.
Tubuh
Insecta dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu kaput, toraks, dan abdomen. Kaput
memiliki organ yang berkembang baik, yaitu adanya sepasang antena, mata majemuk
(mata faset), dan mata tunggal (oseli). Insecta memiliki organ perasa disebut
palpus. Insecta yang memiliki syap pada segmen kedua dan ketiga. Bagian abdomen
Insecta tidak memiliki anggota tubuh. Pada abdomennya terdapat spirakel, yaitu
lubang pernapasan yang menuju tabung trakea. Trakea merupakan alat pernapasan
pada Insecta. Pada abdomen juga terdapat tubula malpighi, yaitu alat ekskresi
yang melekat pada posterior saluran pencernaan. Sistem sirkulasinya terbuka.
Organ kelaminnya dioseus.
ü Perkembangan Insecta dibedakan menjadi
tiga :
Pertama
Ametabola adalah perkembangan yang hanya berupa pertambahan ukuran saja tanpa
perubahan wujud. Contohnya kutu buku (lepisma saccharina)
Kedua
Hemimetabola adalah tahap perkembangan Insecta yang tidak sempurna, dimana Insecta
muda yang menetas mirip dengan induknya, tetapi ada organ yang belum muncul,
misalnya sayap. Sayap itu akan muncul hingga pada saat dewasa hewan tersebut.
Insecta muda disebut nimfa. Ringkasan skemanya adalah telur–nimfa (larva)
–dewasa (imago). Contoh Insecta ini adalah belalang, kecoa (periplaneta
americana), jangkrik (gryllus sp), dan walang sangit (leptocorisa acuta).
Ketiga
Holometabola adalah perkembangan Insecta dengan setiap tahap menunjukan
perubahan wujud yang sangat berbeda (sempurna). Tahapnya adalah sebagai berikut
; telur–larva–pupa–dewasa. Larvanya berbentuk ulat tumbuh dan mengalami ekdisis
beberapa kali. Setalah itu larva menghasilkan pelindung keras disekuur tubuhnya
untuk membentuk pupa. Pupa berkembang menjadi bagian tubuh seperti antena,
sayap, kaki, organ reproduksi, dan organ lainnya yang merupakan struktur
Insecta dewasa. Selanjutnya, Insecta dewasa keluar dari pupa. Contoh Insecta
ini adalah kupu-kupu, lalat, dan nyamuk.
Berdasarkan sayap,
Insecta dibedakan menjadi dua sub-kelas :
Pertama
Apterigota (tidak bersayap), tubuh apterigota berukuran kecil sekitar 0,5 cm
dan memiliki antena panjang. Umumnya berkembang secara ametabola. Contoh hewan
kelas ini adalah kutu buku.
Kedua
Pterigota (bersayap), merupakan kelompok insecta yang sayapnya berasal dari
tonjolan luar dinding tubuh yang disebut Eksopterigota. Kelompok lain yang
sayapnya berasal dari tonjolan dalam dinding tubuh disebut Endopterigota.
Eksopterigota dibedakan menjadi beberapa ordo bedasarkan tipe sayap, mulut, dan metamorfosisnya. :
Eksopterigota dibedakan menjadi beberapa ordo bedasarkan tipe sayap, mulut, dan metamorfosisnya. :
Ø Orthoptera memiliki dua pasang sayap
dengan sayap depan yang sempit.Misalnya kecoa, jangkrik, dan gansir.
Ø Hemiptera memiliki dua pasang
sayap yang tidak sama panjang. Contohnya walang sangit (leptocorisa acuta) dan
kutu busuk (cymex rotundus).
Ø Homoptera memiliki dua pasang yang sama
panjang.Contohnya wereng coklat (Nilaparvata lugens), kutu daun (Aphis), dan
kutu kepala (Pediculus humanus)
Ø Odonata memiliki dua pasang sayap
seperti jala. Contohnya capung (pantala).
Endopterigota dibedakan menjadi :
Endopterigota dibedakan menjadi :
§ Coleptera memiliki dua pasang sayap
dengan sayap depan yang keras dan tebal. Misalnya kumbang tanduk (Orycies
rhinoceros) dan kutu gabah (Rhyzoperta diminica)
§ Hymenoptera memiliki dua pasang sayap
yang seperti selaput, dengan sayap depan lebih besar daripada sayap belakang.
Misalnya semut rangrang (Oecophylla saragillina), semut hitam (Monomorium sp.),
lebah madu (Apis indica), dan tawon (Xylocopa latipes)
§ Diptera hanya memiliki sepasang sayap.
Misalnya nyamuk (culex sp.), nyamuk malaria (Anopheles sp), nyamuk demam
berdarah (Aedes Aegypti), lalat rumah (Musca domestica), lalat buah (Drosophila
melanogaster), dan lalat tse-tse (Glossina palpalis)
§ Lepidoptera memiliki dua pasang sayap
yang bersisik halus dan tipe mulut mengisap. Misalnya kupu-kupu sutera (Bombyx
mori) dan kupu-kupu elang (Acherontia atropos) Peran Arthropoda bagi manusia
Berbagai
jenis Arthropoda memberikan keuntungan dan kerugian bagi manusia. Peran
arthropoda yang menguntungkan manusia misalnya dibidang pangan dan sandang
yaitu sebagai berikut :
Ø Sumber makanan yang mengandung protein
hewani tinggi. Misalnya Udang windu (Panaeus monodon), rajingan (portunus
pelagicus), kepiting (scylla serrata), dan udang karang (panulirus versicolor.
Ø Penghasil madu, yaitu lebah madu (Apis
indica)
Ø Bahan industri kain sutera, yaitu pupa
kupu-kupu sutera (Bombyx mori)
Sementara yang merugikan manusia anatara lain :
Sementara yang merugikan manusia anatara lain :
· Vektor perantara
penyakit bagi manusia.Misalnya nyamuk malaria, nyamuk demam berdarah, lalat tsetse
sebagai vektor penyakit tidur, dan lalat rumah sebagai vektor penyakit tifus.
· Menimbulkan
gangguan pada manusia.Misalnya caplak penyebab kudis, kutu kepala, dan kutu
busuk
· Hama tanaman
pangan dan industri.Contohnya wereng coklat dan kumbang tanduk
· Perusak
makanan.Contohnya kutu gabah.
ü Myriapoda
Myriapoda
(dalam bahasa yunani, myria = banyak, podos = kaki) merupakan hewan berkaki
banyak. Hewan kaki seribu adalah salah satunya yang terkadang kita lihat di
lingkungan sekitar kita. Myriapoda hidup di darat pada tempat lembap, misalnya
di bawah daun, batu, atau tumpukan kayu. Bagian tubuh Myriapoda sulit dibedakan
antara toraks dan abdomen. Tubuhnya memanjang seperti cacing. Pada kaput
terdapat antena, mulut, dan satu pasang mandibula (rahang bawah), dua pasang
maksila (rahang atas), dan mata yang berbentuk oseli (mata tunggal). Tubuhnya
bersegmen dengan satu hingga dua pasang anggota badan pada tiap segmennya.
Setiap segmen terdapat lubang respirasi yang disebut spirakel yang menuju ke
trakea. Ekskresinya dengan tubula malpighi. Myriapoda bersifat dioseus dan
melakukan repsroduksi seksual secara internal. Myriapoda dibedakan menjadi dua
ordo, yaitu Chilopoda dan Diplopoda.
1.2 Tujuan
Adapun
tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui morfologi dan
anatomi udang (penaeus sp), serta morfologi kepiting ( Scylla sp), kaki seribu (Julus sp), kelabang (Scutigera sp), laba-laba, belalang (Sexava sp), kecoa (Periplaneta sp)
anatomi udang (penaeus sp), serta morfologi kepiting ( Scylla sp), kaki seribu (Julus sp), kelabang (Scutigera sp), laba-laba, belalang (Sexava sp), kecoa (Periplaneta sp)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Arthropoda berasal dari bahasa Yunani, yaitu arthro yang berarti ruas dan
podos yang berarti kaki. Jadi, Arthropoda berarti hewan yang kakinya
beruas-ruas. Organisme yang tergolong filum arthropoda memiliki kaki yang
berbuku-buku. Hewan ini memiliki jumlah spesies yang saat ini telah diketahui
sekitar 900.000 spesies. Hewan yang tergolong arthropoda hidup di darat sampai
ketinggian 6.000 m, sedangkan yang hidup di air dapat ditemukan sampai
kedalaman 10.000 meter (Karmana,2007)
Arthropoda (dalam bahasa latin, Arthra = ruas , buku, segmen ; podos =
kaki) merupakan hewan yang memiliki ciri kaki beruas, berbuku, atau
bersegmen.Segmen tersebut juga terdapat pada tubuhnya.Tubuh Arthropoda
merupakan simeri bilateral dan tergolong tripoblastik selomata
(http://gurungeblog.wordpress.com).
Arthropoda adalah hewan dengan kaki beruas-ruas dengan sistem saraf tali dan organ tubuh telah berkembang dengan baik. Tubuh artropoda terbagi atas segmen-segmen yang berbeda dengan sistem peredaran darah terbuka. Contoh : laba-laba, lipan, kalajengking, jangkrik, belalang, caplak, bangsat, kaki seribu, udang, lalat / laler, kecoa.
Arthropoda adalah hewan dengan kaki beruas-ruas dengan sistem saraf tali dan organ tubuh telah berkembang dengan baik. Tubuh artropoda terbagi atas segmen-segmen yang berbeda dengan sistem peredaran darah terbuka. Contoh : laba-laba, lipan, kalajengking, jangkrik, belalang, caplak, bangsat, kaki seribu, udang, lalat / laler, kecoa.
Ukuran tubuh Arthropoda sangat beragam, beberapa diantaranya memiliki
panjang lebih dari 60 cm., namun kebanyakan berukuran kecil.Begitu pula dengan
bentuk Arthropoda pun beragam . Hewan arthropoda memiliki bentuk tubuh simetri bilateral,
triploblastik selomata, dan tubuhnya bersegmen. Tubuh ditutupi lapisan kutikula
yang merupakan rangka luar (eksosketelon). Ketebalan kutikula sangan
bervariasi, tergantung dari spesies hewannya. Kutikula dihasilkan oleh
epidermis yang terdiri atas protein dan lapisan kitin. Pada waktu serangga
mengadakan pertumbuhan, kutikula akan mengalami pengelupasan (Karmana,2007).
Ciri-ciri umum dari antropoda antara lain mempunyai
anggota yang beruas, tubuhnya bilateral simetris terdiri atas sejumlah
ruas-ruas, tubuh dibungkus oleh zat kitin sehingga merupakan rangka luar,
biasanya ruas-ruas terdapat bagian-bagian yang tidak berkitin sehingga
ruas-ruas tersebut mudah digerakkan, sistem saraf berupa sistem saraf tangga
tali, coelom pada hewan dewasa adalah kecil dan merupakan satu rongga
berisi darah dan disebut haemocoel. Klasifikasi antropoda terdiri dari klas
crustae, contoh: udang ; klas onychophora, contoh : preparatus ; klas
chilopoda, contoh : kelabang ; klas diplopoda, contoh : kelemayar ; klas
insecta, contoh : belalang ; klas arachnoidae, contoh : laba-laba ; klas
pauropoda, contoh : pauropus dan klas symphyla, contoh : scutigerella. (Muzzarelli,1985 dan
Austin,1988).
Udang mempunyai anggota tubuh mirip dayung yang berfungsi
dalam ventilasi, dengan cara mendorong arus aliran air di atas insang. Insang
bertulang sejati diventilasi secara kontinu oleh aliran air yang memasuki
mulut, lalu masuk melalui celah dalam faring, mengalir diatas insang dan
kemudian keluar tubuh. Ventilasi membawa aliran oksigen segar dan membuang
karbon dioksida yang di keluarkan oleh insang. Karena air jauh lebih rapat dan
mengandung lebih sedikit oksigen persatuan volume dibandingkan dengan udara.
Udang mempunyai insang panjang dan berbulu yang ditutupi oleh eksoskeleton.
Anggota tubuh khusus akan mendorong air mengalir di atas permukaan insang. (Dall, dkk., 1980).
Serangga adalah hewan-hewan yang bersegmen dengan
eksoskeleton berkitin, dan alat-alat tambahan bersegmen. Segmentasi itu tampak
jelas secara eksternal. Jumlah jenis dalam filum ini lebih banyak dari jumlah
jenis dari semua filum lainnya. Baik laut, air tawar maupun habitat terrestrial
didiami oleh serangga. Coelom pada antropoda tereduksi. Hoemocoel merupakan
sebagian dari sistem sirkulasi. Jenis kelamin terpisah namun demikian pada
jenis-jenis tertentu reproduksi partogenesis merupakan karakteristiknya.
Sirkulasi terjadi karena gerakan pulsasi jantung dorsal. Pernapasan dengan
trakea selalu dicirikan dengan adanya porus berpasangan pada tiap segmen. (Muzzarelli,1985 dan Austin,1988).
Antropoda adalah filum yang paling besar dalam dunia
hewan dan mencakup serangga, laba-laba, udang, lipan dan hewan jenis lainnya. Antropoda
bisa ditemukan di laut, air tawar, darat dan lingkungan udara. Termasuk
berbagai bentuk simbiosis dan parasit. Hampir dari 90% dari hewan ini adalah
antropoda. Antropoda memiliki bebrapa karakteristik yang membedakan dengan
filum yang lain yaitu tubuhnya bersegmen, segmen biasanya bersatu menjadi dua
atau tiga daerah yang jelas. Anggota tubuh bersegmen berpasangan, simetris
bilateral, eksoskeleton berkitin, secara berkala mengalir dan diperbaharui
sebagai pertumbuhan hewan.
Dalam bahasa Latin, crusta berarti cangkang. Crustacea
disebut juga hewan bercangkang. Telah dikenal kurang lebih 26.000 jenis
Crustacea yang paling umum adalah udang dan kepiting. Habitat Crustacea
sebagian besar di air tawar dan air laut, hanya sedikit yang hidup di darat.
Kelompok ini mencakup hewan-hewan yang cukup dikenal seperti lobster, kepiting, udang, udang karang, serta teritip . Crustacea mayoritas
merupakan hewan air, baik air tawar maupun laut, walaupun
beberapa kelompok telah beradaptasi dengan kehidupan darat, seperti kepiting darat. Kebanyakan anggotanya
dapat bebas bergerak, walaupun beberapa takson bersifat parasit dan hidup dengan
menumpang pada inangnya (Wikipedia, 2012).
Arthropoda
bernapas dengan insang, trakea, atau paru-paru buku.Sisa metabolisme berupa
cairan dikeluarkan oleh organ ekskresi yang disebut saluran/tubula Malpighi,
kelenjar ekskresi, atau keduanya.Sistem sirkulasi Arthropoda bersifat
terbuka.Sistem sirkulasi terdiri dari jantung, pembuluh darah pendek, dan ruang
disekitar organ tubuh yang disebut sinus atau hemosol.Darah Arthropoda disebut
juga hemolimfa. (Dall, dkk., 1980).
Cara
hidup dan habitat Arthropoda sangat beragam, ada yang hidup bebas,
parasit, komensal, atau simbiotik.Dilingkungan kita, sering dijumpai kelompok
hewan ini, misalnya nyamuk, lalat, semut, kupu-kupu, capung, belalang, dan
lebah.
Habitat penyebaran Arthropoda sangat luas.Ada yang di laut, periran tawar, gurun pasir, dan padang rumput.
Habitat penyebaran Arthropoda sangat luas.Ada yang di laut, periran tawar, gurun pasir, dan padang rumput.
Sistem
reproduksi Arthropoda umumnya terjadi secara seksual.Namun ada juga yang secara
aseksual, yaitu dengan partenogenesis. Partenogenesis adalah pembentukan
individu baru tanpa melalui fertilisasi (pembuahan).Individu yang dihasilkan
bersifat steril.Organ reproduksi jantan dan betina pada Arthropoda terpisah,
masing-masing menghasilkan gamet pada individu yang berbeda sehingga bersifat
dioseus (berumah dua). Hasil fertilisasi berupa telur. (Mhyers, Phil & Dr.John B.Burch,Ph.D.2011).
BAB III
KESIMPULAN
KESIMPULAN
Arthropoda berasal dari bahasa Yunani, yaitu arthro yang berarti ruas dan podos
yang berarti kaki. Jadi, Arthropoda berarti hewan yang kakinya beruas-ruas.
Tubuh Arthropoda terdiri atas caput (kepala), toraks(dada), dan abdomen (perut)
yang bersegmen-segmen. Hewan arthropoda ada yang mengalami metemorfosis
sempurna, metemorfosis tidak sempurna, dan ada yang tidak bermetamorfosis.
Sistem reproduksi Arthropoda umumnya terjadi secara seksual. Ciri-ciri umum dari antropoda antara lain mempunyai anggota yang beruas,
tubuhnya bilateral simetris terdiri atas sejumlah ruas-ruas, tubuh dibungkus
oleh zat kitin sehingga merupakan rangka luar, biasanya ruas-ruas terdapat
bagian-bagian yang tidak berkitin sehingga ruas-ruas tersebut mudah digerakkan,
sistem saraf berupa sistem saraf tangga tali.
DAFTAR PUSTAKA
Radiopoetro, 1996.
Zoologi. Penerbit Erlangga. Jakarta
Rusyan, adun.2011.Zoologi
invertebrate (teori dan praktik). Alfeta. Bandung.
Slamet
Adeng dan Madang Kodri.2008.Zoologi Vertebrata.laboratorium biologi
program studi pendidikan biologi FKIP UNSRI. Indralaya
http://asihnurhayati.blogspot.com/2009/02/morfologi-kepiting.html
http://syaifuleddy.blogspot.com/2008/05/eksistensi-kepiting-di-ekosistem.html
http://syaifuleddy.blogspot.com/2008/05/eksistensi-kepiting-di-ekosistem.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar