BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Ekosistem
Istilah ekosistem berasal dari kata
oikos yang berarti rumah sendiri dan sistema yang berarti terdiri atas
bagian-bagian yang utuh atau saling mempengaruhi. Jadi, ekosistem dapat
diartikan sebagai sistem yang dibentuk di suatu daerah dan terjadi hubungan
timbal balik antara komponen hidup (biotik) dan komponen tak hidup (abiotik)
atau dengan lingkungan.
B. Komponen-komponen
Ekosistem
1.
Komponen Abiotik
Komponen abiotik suatu ekosistem merupakan keadaan fisik dan kimia yang menyertai kehidupan organisme sebagai medium dan substrat kehidupan. Komponen ini terdiri dari segala sesuatu tak hidup dan secara langsung terkait pada keberadaan organisme, antara lain sebagai berikut:
Komponen abiotik suatu ekosistem merupakan keadaan fisik dan kimia yang menyertai kehidupan organisme sebagai medium dan substrat kehidupan. Komponen ini terdiri dari segala sesuatu tak hidup dan secara langsung terkait pada keberadaan organisme, antara lain sebagai berikut:
Ø
Tanah
Tanah berperan penting bagi tumbuhan, hewan, dan manusia, sebagai tempat tumbuh dan hidupnya tanaman, melakukan aktivitas kehidupan, tempat berlindungnya hewan tertentu seperti tikus dan serangga, serta sumber nutrisi bagi tanaman. Kondisi tanah ditentukan oleh derajat keasaman (pH) tanah, tekstur atau komposisi tanah yang mempengaruhi kemampuan tanah terhadap penyerapan air, garam mineral dan nutrisi yang sangat penting bagi tanaman.
Tanah berperan penting bagi tumbuhan, hewan, dan manusia, sebagai tempat tumbuh dan hidupnya tanaman, melakukan aktivitas kehidupan, tempat berlindungnya hewan tertentu seperti tikus dan serangga, serta sumber nutrisi bagi tanaman. Kondisi tanah ditentukan oleh derajat keasaman (pH) tanah, tekstur atau komposisi tanah yang mempengaruhi kemampuan tanah terhadap penyerapan air, garam mineral dan nutrisi yang sangat penting bagi tanaman.
Ø
Air
Semua organisme hidup tidak dapat lepas dari ketergantungannya terhadap air. Air diperlukan organisme dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhannya, tergantung dari kemampuannya menghemat penggunaan air. Organisme yang hidup pada habitat kering umumnya memiliki cara penghematan air.
Semua organisme hidup tidak dapat lepas dari ketergantungannya terhadap air. Air diperlukan organisme dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhannya, tergantung dari kemampuannya menghemat penggunaan air. Organisme yang hidup pada habitat kering umumnya memiliki cara penghematan air.
Ø
Udara
Udara sangat penting bagi kehidupan organisme. Sebagaimana manusia membutuhkan udara untuk bernapas. Kondisi udara pada suatu tempat sangat dipengaruhi oleh hal-hal sebagai berikut:
Udara sangat penting bagi kehidupan organisme. Sebagaimana manusia membutuhkan udara untuk bernapas. Kondisi udara pada suatu tempat sangat dipengaruhi oleh hal-hal sebagai berikut:
v
Cahaya matahari, sangat penting untuk laju proses
fotosintesis tumbuhan hijau untuk memberikan pasokan oksigen ke lingkungan.
v
Kelembaban, merupakan kadar air yang terdapat di udara
yang mempengaruhi kecepatan penguapan dan kemampuan bertahan hewan terhadap
kekeringan.
v
Angin, berpengaruh terhadap tumbuhan dalam hal sistem
perakaran dan penyerbukan tanaman.
Ø
Topografi
Topografi merupakan variasi letak suatu tempat di permukaan bumi ditinjau pada ketinggian dari permukaan air laut, garis bujur, dan garis lintang. Perbedaan topografi menyebabkan jatuhnya cahaya matahari menjadi berbeda, menyebabkan suhu, kelembaban, dan tekanan udara maupun pencahayaan juga berbeda. Hal ini yang mempengaruhi persebaran organisme.
Topografi merupakan variasi letak suatu tempat di permukaan bumi ditinjau pada ketinggian dari permukaan air laut, garis bujur, dan garis lintang. Perbedaan topografi menyebabkan jatuhnya cahaya matahari menjadi berbeda, menyebabkan suhu, kelembaban, dan tekanan udara maupun pencahayaan juga berbeda. Hal ini yang mempengaruhi persebaran organisme.
Ø
Iklim
Iklim merupakan kombinasi berbagai komponen abiotik pada suatu tempat, seperti kelembaban udara, suhu, cahaya, curah hujan dan lain-lain. Kombinasi abiotik ini berkaitan dengan kesuburan tanah dan komunitas tumbuhan pada suatu tempat.
Iklim merupakan kombinasi berbagai komponen abiotik pada suatu tempat, seperti kelembaban udara, suhu, cahaya, curah hujan dan lain-lain. Kombinasi abiotik ini berkaitan dengan kesuburan tanah dan komunitas tumbuhan pada suatu tempat.
2. Komponen
Biotik
Komponen biotik suatu ekosistem merupakan komponen yang terdiri dari organisme yang dikelompokkan sebagai berikut:
Komponen biotik suatu ekosistem merupakan komponen yang terdiri dari organisme yang dikelompokkan sebagai berikut:
Ø
Berdasarkan cara memperoleh makanan
v
Organisme autotrop, merupakan organisme yang dapat
mengubah bahan anorganik menjadi organik (dapat membuat makanan sendiri).
Organisme autotrop dibedakan menjadi dua tipe. Fotoautotrop adalah organisme
yang dapat menggunakan sumber energi cahaya untuk mengubah bahan anorganik
menjadi bahan organik. Contohnya tumbuhan hijau. Kemoautotrop adalah organisme
yang dapat memanfaatkan energi dari reaksi kimia untuk membuat makanan sendiri
dari bahan organik. Contohnya bakteri nitrit dan nitrat.
v
Organisme heterotrop, adalah organisme yang memperoleh
bahan organik dari organisme lain. Contohnya hewan, jamur dan bakteri non
autotrop.
Ø
Berdasarkan kedudukan fungsional dalam ekosistem
(Niche)
v
Produsen, semua organisme autotrop.
v
Konsumen, semua organisme heterotrop. Contohnya
karnivora, herbivora dan omnivora.
v
Pengurai atau perombak, organisme yang mampu
menguraikan organisme mati menjadi mineral atau bahan anorganik kembali.
Contohnya bakteri dan jamur.
v
Detritivora, organisme yang memakan bahan organik dan
diubah menjadi partrikel organik yang lebih kecil strukturnya. Contohnya cacing
tanah dan kumbang kotoran.
C. Tipe-tipe Ekosistem
Berikut di bawah ini adalah tipe-tipe ekosistem yang
ada, antara lain sebagai berikut:
- Ekosistem
Perairan (Akuatik)
Ekosistem perairan terdiri dari ekosistem air tawar dan ekosistem laut. Ekosistem air tawar contohnya meliputi kolam, sungai, danau, rawa, rawa gambut. Sedangkan, ekosistem laut misalnya hutan bakau, rawa payau, estuari, pantai berpasir, pantai berbatu, laut dangkal dan laut dalam.
Ø Ekosistem
air tawar
Ekosistem air tawar umumnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
Ekosistem air tawar umumnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
v
Salinitas (kadar garam) rendah, umumnya lebih rendah
daripada kadar garam plasma sel organisme yang hidup di dalamnya.
v
Kondisi lingkungannya dipengaruhi oleh iklim dan
cuaca.
v
Variasi suhu antara permukaan dan dasar sangat rendah,
relatif sama.
v
Penetrasi cahaya di perairan kurang.
Ekosistem
air tawar digolongkan menjadi air tenang dan air mengalir. Termasuk ekosistem
air tenang adalah danau dan rawa, termasuk ekosistem air mengalir adalah
sungai.
1. Danau
Danau merupakan suatu badan air yang
menggenang dan luas. Di danau terdapat pembagian daerah berdasarkan penetrasi
cahaya matahari. Daerah yang dapat ditembus cahaya matahari sehingga terjadi
fotosintesis disebut daerah fotik. Daerah yang tidak tertembus cahaya
matahari disebut daerah afotik. Di danau juga terdapat daerah perubahan
suhu yang drastis, disebut terrnoklirt. Termoklin memisahkan daerah yang
hangat di atas dengan daerah dingin di dasar.
Komunitas tumbuhan dan hewan
tersebar di danau sesuai dengan kedalaman dan jaraknya dari tepi. Berdasarkan
hal tersebut danau dibagi menjadi 4 daerah sebagai berikut:
a) Daerah Litoral
Daerah ini merupakan daerah dangkal. Cahaya matahari menembus dengan
optimal. Air yang hangat berdekatan dengan tepi danau. Tumbuhannya merupakan
tumbuhan air yang berakar dan daunnya ada yang mencuat ke atas permukaan air.
Komunitas organisme sangat beragam termasuk jenis-jenis ganggang yang melekat
(khususnya diatom), berbagai siput dan remis, serangga, crustacea, ikan, amfibi,
reptilia air dan semi air seperti kura-kura dan ular, itik, angsa, dan mamalia
yang sering mencari makan di danau.
b) Daerah Limnetik
Daerah ini merupakan daerah air bebas yang jauh dari tepi dan masih dapat
ditembus sinar matahari. Daerah ini dihuni oleh berbagai fitoplankton,
termasuk ganggang dan cyanobakteri. Ganggang berfotosintesis dan bereproduksi
dengan kecepatan tinggi selama musim panas dan musim semi.Zooplankton yang
sebagian besar termasuk Rotifera dan udang-udangan kecil pemangsa fitoplankton.
Zooplankton dimakan oleh ikan-ikan kecil. Ikan kecil dimangsa oleh ikan yang
lebih besar, kemudian ikan besar dimangsa ular, kura-kura, dan burung pemakan
ikan.
c) Daerah Profundal
Daerah ini merupakan daerah yang dalam, yaitu daerah afotik danau. Mikroba
dan organisme lain menggunakan oksigen untuk respirasi seluler setelah
mendekomposisi detritus yang jatuh dari daerah limnetik. Daerah ini dihuni oleh
cacing dan mikroba.
d) Daerah Bentik
Daerah ini merupakan daerah dasar danau tempat terdapatnya bentos dan
sisa-sisa organisme mati.
Danau juga dapat dikelompokkan berdasarkan produksi materi organiknya,
yaitu sebagai berikut:
a.
Danau Oligotrofik
Oligotrofik merupakan sebutan untuk danau yang dalam dan kekurangan
makanan, karena fitoplankton di daerah limnetik tidak produktif. Ciri-cirinya,
airnya jernih sekali, dihuni oleh sedikit organisme, dan di dasar air banyak
terdapat oksigen sepanjang tahun.
b.
Danau Eutrofik
Eutrofik merupakan sebutan untuk danau yang dangkal dan kaya akan kandungan
makanan, karena fitoplankton sangat produktif. Ciri-cirinya adalah airnya
keruh, terdapat bermacam-macam organisme, dan oksigen terdapat di daerah
profundal.
Danau oligotrofik dapat berkembang menjadi danau eutrofik akibat adanya
materi-materi organik dan endapan yang masuk. Perubahan ini juga dapat dipercepat
oleh aktivitas manusia, misalnya dari sisa-sisa pupuk buatan pertanian dan
timbunan sampah kota yang memperkaya danau dengan sejumlah nitrogen dan fosfor.
Akibatnya terjadi peledakan populasi ganggang atau blooming, sehingga
terjadi produksi detritus yang berlebihan yang akhirnya menghabiskan suplai
oksigen di danau tersebut. Peristiwa seperti ini disebut "eutrofikasi".
Eutrofikasi membuat air tidak dapat digunakan lagi dan mengurangi nilai
keindahan danau.
2.Sungai
Sungai adalah suatu badan air yang mengalir ke satu arah. Air sungai dingin
dan jernih serta mengandung sedikit sedimen dan makanan. Aliran air dan
gelombang secara konstan memberikan oksigen pada air. Suhu air bervariasi
sesuai dengan ketinggian dan garis lintang. Komunitas yang berada di sungai
berbeda dengan danau. Air sungai yang mengalir deras tidak mendukung keberadaan
komunitas plankton untuk berdiam diri, karena akan terbawa arus. Sebagai
gantinya terjadi fotosintesis dari ganggang yang melekat dan tumbuhan berakar,
sehingga dapat mendukung rantai makanan. Komposisi komunitas hewan juga berbeda
antara sungai, anak sungai, dan hilir. Di anak sungai sering dijumpai ikan air
tawar. Di hilir sering dijumpai ikan lele dan gurame. Beberapa sungai besar
dihuni oleh berbagai kurakura dan ular. Khusus sungai di daerah tropis, dihuni
oleh buaya dan lumba-lumba. Organisme sungai dapat bertahan tidak terbawa arus
karena mengalami adaptasi evolusioner. Misalnya bertubuh pipih dorsoventral dan
dapat melekat pada batu. Beberapa jenis serangga yang hidup di sisi-sisi hilir
menghuni habitat kecil yang bebas dari pusaran air.
Ø Ekositem
laut
Ekosistem air laut memiliki ciri-ciri umum sebagai berikut:
Ekosistem air laut memiliki ciri-ciri umum sebagai berikut:
v
Memiliki salinitas tinggi, semakin mendekati khatulistiwa
semakin tinggi.
v
NaCl mendominasi mineral ekosistem laut hingga
mencapai 75%.
v
Iklim dan cuaca tidak terlalu berpengaruh pada
ekosistem laut.
v
Memiliki variasi perbedaan suhu di permukaan dengan di
kedalaman.
Ekosistem air laut dibedakan atas
lautan, pantai, estuari, dan terumbu karang.
1. Laut
Habitat laut (oseanik) ditandai oleh
salinitas (kadar garam) yang tinggi dengan ion Cl- mencapai 55%
terutama di daerah laut tropik, karena suhunya tinggi dan penguapan besar. Di
daerah tropik, suhu laut sekitar 25°C. Perbedaan suhu bagian atas dan bawah
tinggi. Batas antara lapisan air yang panas di bagian atas dengan air yang
dingin di bagian bawah disebut daerah termoklin. Di daerah dingin, suhu
air laut merata sehingga air dapat bercampur, maka daerah permukaan laut tetap
subur dan banyak plankton serta ikan. Gerakan air dari pantai ke tengah menyebabkan
air bagian atas turun ke bawah dan sebaliknya, sehingga memungkinkan terbentulazya
rantai makanan. Habitat laut dapat dibedakan berdasarkan kedalamannya dan
wilayah permukaannya secara horizontal.
Menurut kedalamannya, ekosistem air laut dibagi sebagai berikut:
c.
Litoral merupakan daerah yang berbatasan
dengan darat.
a.
Neritik merupakan daerah yang masih dapat
ditembus cahaya matahari sampai bagian dasar, dalamnya ± 300 meter.
b.
Batial merupakan daerah yang dalamnya
berkisar antara 200-2.500 meter.
c.
Abisal merupakan daerah yang lebih jauh
clan lebih dalam dari pantai (1.500-10.000 m).
Menurut wilayah permukaannya secara horizontal,
berturut-turut dari tepi laut, laut dibedakan sebagai berikut:
a.
Epipelagik merupakan daerah antara permukaan
dengan kedalaman air sekitar 200 m.
b.
Mesopelagik merupakan daerah di bawah epipelagik
dengan kedalaman 200-1000 m. Hewannya misalnya ikan hiu.
c.
Batiopelagik merupakan daerah jereng benua dengan
kedalaman 200-2.500 m. Hewan yang hidup di daerah ini misalnya gurita.
d.
Abisalpelagik merupakan daerah dengan kedalaman
mencapai 4.000 m; tidak terdapat tumbuhan tetapi hewan masih ada. Sinar
matahari tidak mampu menembus daerah iii.
e.
Hadal pelagik merupakan bagian laut terdalam
(dasar). Kedalaman lebih dari 6.000 m. Di bagian ini biasanya terdapat lele
laut dan ikan laut yang dapat mengeluarkan cahaya. Sebagai produser di tempat
ini adalah bakteri yang bersimbiosis dengan karang tertentu.
Ø Di laut,
hewan dan tumbuhan tingkat rendah memiliki tekanan osmosis sel yang hampir sama
dengan tekanan osmosis air laut.
Ø Hewan tingkat tinggi beradaptasi dengan cara banyak minum air, pengeluaran
urin sedikit,
clan pengeluaran air dengan cara osmosis melalui insang. Garam yang berlebihan
diekskresikan melalui insang secara aktif.
2. Ekosistem pantai
Ø Ekosistem
pantai letaknya berbatasan dengan ekosistem darat, laut, dan daerah pasang
surut.
Ø Ekosistem
pantai dipengaruhi oleh siklus harian pasang surut laut. Organisme yang hidup
di pantai memiliki adaptari struktural sehingga dapat melekat erat di substrat
keras. Daerah paling atas pantai hanya terendam saat pasang naik tinggi. Daerah
ini dihuni oleh beberapa jenis ganggang, moluska, dan remis yang menjadi
makanan bagi kepiting dan burung pantai.
Ø Daerah
tengah pantai terendam saat pasang tinggi dan pasang rendah. Daerah ini dihuni
oleh ganggang, porifera, anemon laut, remis dan kerang, siput herbivor dan
karnivor, kepiting, landak laut, bintang laut, dan ikanikan kecil.
Ø Daerah
pantai terdalam terendam saat air pasang maupun surut. Daerah ini dihuni oleh
beragam invertebrata dan ikan serta rumput l aut.
Komunitas tumbuhan berturut-turut dari daerah pasang
surut ke arah darat dibedakan sebagai berikut:
a) Formasi
pes caprae
Dinamakan demikian karena yang paling banyak tumbuh di
gundukan pasir adalah tumbuhan Ipomoea pes caprae yang tahan terhadap
hempasan gelombang dan angin; tumbuhan ini menjalar dan berdaun tebal. Tumbuhan
lainnya adalah Spinifex littorius (rumput angin), Vigna, Euphorbia
atoto, dan Canavalia martina. Lebih ke arah darat lagi ditumbuhi Crinum
asiaticum (bakung), Pandanus tectorius (pandan), dan Scaevola
fruescens (babakoan).
b) Formasi
baringtonia
Daerah ini didominasi tumbuhan baringtonia, termasuk
di dalamnya Wedelia, Thespesia, Terminalia, Guettarda, dan Erythrina.
Bila tanah di daerah pasang surut berlumpur, maka kawasan ini berupa hutan
bakau yang memiliki akar napas. Akar napas merupakan adaptasi tumbuhan di
daerah berlumpur yang kurang oksigen.
Selain berfungsi untuk mengambil oksigen, akar ini
juga dapat digunakan sebagai penahan dari pasang surut gelombang. Yang termasuk
tumbuhan di hutan bakau antara lain Nypa, Acatlws, Rhizophora, dan Cerbera.
Jika tanah pasang surut tidak terlalu basah, pohon
yang sering tumbuh adalah: Heriticra, Lumnitzera, AcXicras, dan Cylocarpus.
3. Estuari
Ø Estuari
(muara) merupakan tempat bersatunya sungai dengan laut. Estuari sering
dipagari oleh lempengan lumpur intertidal yang luas atau rawa garam.
Ø Salinitas
air berubah secara bertahap mulai dari daerah air tawar ke laut. Salinitas ini
juga dipengaruhi oleh siklus harian dengan pasang surut airnya. Nutrien dari
sungai memperkaya daerah estuari.
Ø Komunitas
tumbuhan yang hidup di estuari antara lain rumput rawa garam, ganggang, dan
fitoplankton. Komunitas hewannya antara lain berbagai cacing, kerang, kepiting,
dan ikan. Bahkan ada beberapa invertebrata laut dan ikan laut yang menjadikan
estuari sebagai tempat kawin atau bermigrasi untuk menuju habitat air tawar.
Estuari juga merupakan tempat mencari makan bagi vertebrata semi air, yaitu
unggas air.
4. Terumbu karang
Ø Di laut
tropis, pada daerah neritik, terdapat suatu komunitas khusus yang terdiri dari
karang batu clan organisme-organisme lainnya. Komunitas ini disebut terumbu
karang. Daerah komunitas ini masih dapat ditembus cahaya matahari sehingga fotosintesis
dapat berlangsung.
Ø Terumbu
karang didominasi oleh karang (koral) yang merupakan kelompok Cnidaria yang
mensekresikan kalsium karbonat. Rangka dari kalsium karbonat ini bermacam-macam
bentuknya dan menyusun substrat tempat hidup karang lain dan ganggang.
Ø Hewan-hewan
yang hidup di karang memakan organisme mikroskopis dan sisa organik lain.
Berbagai invertebrata, mikroorganisme, dan ikan hidup di antara karang clan
ganggang. Herbivor seperti siput, landak laut, ikan, menjadi mangsa bagi
gurita, bintang laut, dan ikan karnivor.
- Ekosistem
Darat (Terrestrial)
Ekosistem darat yang memiliki tipe struktur vegetasi dominan dalam skala luas disebut bioma. Penyebaran bioma dipengaruhi oleh iklim, letak geografis, garis lintang dan ketinggian letak dari permukaan laut. Berdasarkan posisi geografis, iklim, garis lintang dan ketinggian letak dari permukaan laut bioma dibedakan antara lain sebagai berikut:
Ø Bioma gurun
Bioma yang terletak dibelahan bumi sekitar 20°-30° lintang utara dan lintang selatan atau di daerah tropika yang berbatasan dengan bioma padang rumput. Ciri-ciri bioma gurun antara lain sebagai berikut:
Bioma yang terletak dibelahan bumi sekitar 20°-30° lintang utara dan lintang selatan atau di daerah tropika yang berbatasan dengan bioma padang rumput. Ciri-ciri bioma gurun antara lain sebagai berikut:
v
Curah hujan rendah, yaitu 25 cm per tahun.
v
Pancaran matahari sangat terik, penguapan tinggi, dan
suhu siang hari dapat mencapai 40°C pada musim panas.
v
Perbedaan suhu siang dan malam hari sangat besar.
Ø Bioma padang
rumput
Bioma padang rumput terbentang dari daerah tropika sampai ke sub tropika. Ciri-ciri bioma padang rumput antara lain sebagai berikut:
Bioma padang rumput terbentang dari daerah tropika sampai ke sub tropika. Ciri-ciri bioma padang rumput antara lain sebagai berikut:
v
Curah hujan 25 - 50 cm per tahun dan hujan turun tidak
teratur.
v
Vegetasi yang mendominasi adalah rerumputan. Rumput
yang hidup di bioma padang rumput yang relatif basah. Ukurannya bisa mencapai
tiga meter, misalnya rumput Bluestem dan Indian Grasses. Rumput yang tumbuh di
bioma padang rumput kering, ukurannya pendek-pendek, misalnya rumput Grana dan
Buffalo Grasses.
v
Hewannya adalah bison, Zebra, kanguru, singa, harimau,
anjing liar, ular, rodentia, belalang dan burung.
Ø Bioma hutan
gugur
Pada umumnya terdapat di sekitar wilayah subtropik yang mengalami pergantian musim panas dan dingin. Hutan gugur juga terdapat diberbagai pegunungan di daerah tropis. Ciri-ciri bioma hutan gugur adalah sebagai berikut:
Pada umumnya terdapat di sekitar wilayah subtropik yang mengalami pergantian musim panas dan dingin. Hutan gugur juga terdapat diberbagai pegunungan di daerah tropis. Ciri-ciri bioma hutan gugur adalah sebagai berikut:
v
Curah hujan sedang, yaitu 75 -150 cm per tahun.
v
Mengalami 4 musim, yaitu musim panas, musim gugur,
musim dingin dan musim semi.
v
Tumbuhannya mempunyai menggugurkan daunnya pada musim
gugur.
v
Vegetasinya adalah pohon Maple, Oak, Beech, dan Elm.
v
Hewan yang menghuni pada umumnya adalah Rusa, Beruang,
Raccon, Rubah, Bajing, dan Burung Pelatuk.
Ø Bioma hujan
tropis
Bioma ini terdapat di wilayah khatulistiwa dengan temperatur yang tinggi sekitar 25°C. Ciri-ciri hutan hujan tropis antara lain sebagai berikut:
Bioma ini terdapat di wilayah khatulistiwa dengan temperatur yang tinggi sekitar 25°C. Ciri-ciri hutan hujan tropis antara lain sebagai berikut:
v
Curah hujan bioma hutan hujan tropis cukup tinggi,
yatu sekitar 200-225 cm per tahun.
v
Tumbuhannya tinggi dan rimbun membentuk tudung yang
menyebabkan dasar hutan menjadi gelap dan basah.
v
Tumbuhan khas, ialah liana dan epifit. Contoh liana
adalah rotan sedangkan epifit adalah anggrek.
v
Vegetasinya didominasi oleh tumbuhan yang aktif
melakukan fotosintesis, misalnya jati, meranti, konifer, dan keruing.
v
Hewannya didominasi oleh aneka kera, babi hutan,
burung, kucing hutan, bajing dan harimau.
Ø Bioma taiga
Bioma ini terdapat di wilayah utara hutan gugur subtropis dan pegunungan tropis. Ciri-ciri bioma taiga adalah sebagai berikut:
Bioma ini terdapat di wilayah utara hutan gugur subtropis dan pegunungan tropis. Ciri-ciri bioma taiga adalah sebagai berikut:
v
Curah hujan sekitar 35 cm per tahun.
v
Bioma yang biasanya hanya terdiri dari satu spesies
pohon, yaitu konifer (pinus).
v
Masa pertumbuhan flora pada musim panas antara 3 sampai
6 bulan.
v
Suhu di musim dingin sangat rendah, dan mengalami
musim dingin yang panjang.
v
Vegetasinya Sprice (Picca), Alder (Alaus), Birch
(Berula) dan Junipce (Juniperus).
v
Hewannya antara lain moose, beruang hitam, serigala
dan morten.
Ø Bioma tundra
Bioma ini terdapat di belahan bumi utara di dalam lingkaran kutub utara yang disebut Tundra artik dan di puncak gunung disebut Tundra alpin. Ciri-ciri bioma tundra adalah sebagai berikut:
Bioma ini terdapat di belahan bumi utara di dalam lingkaran kutub utara yang disebut Tundra artik dan di puncak gunung disebut Tundra alpin. Ciri-ciri bioma tundra adalah sebagai berikut:
v
Curah hujan sekitar 10 cm per tahun.
v
Iklimnya iklim kutub dengan musim dingin yang panjang
dan gelap serta musim panas yang panjang dan terang terus menerus.
v
Tidak ada pohon yang tinggi, kalaupun ada terlihat
tebal seperti semak.
v
Tumbuhan semusim biasanya berbunga dengan warna yang
mencolok dalam masa pertumbuhan yang pendek.
v
Vegetasinya Spaghnum, lumut kerak, dan perdu.
v
Hewannya Muskox, rusa kutub, kelinci, serigala, rusa
dan domba.
- Ekosistem
Buatan
Ekosistem buatan merupakan ekosistem yang diciptakan manusia untuk memenuhi kebutuhannya:
Ø
Bendungan
Suatu ekosistem buatan yang berupa bangunan penahan atau penimbun air untuk berbagai keperluan, misalnya irigasi, pembangkit listrik.
Suatu ekosistem buatan yang berupa bangunan penahan atau penimbun air untuk berbagai keperluan, misalnya irigasi, pembangkit listrik.
Ø Hutan
Tanaman Industri
Hutan yang sengaja ditanami dengan jenis tanaman industri. Jenis tanaman yang umum ditanam adalah jati, pinus, mahoni, rasamala, dan damar.
Hutan yang sengaja ditanami dengan jenis tanaman industri. Jenis tanaman yang umum ditanam adalah jati, pinus, mahoni, rasamala, dan damar.
Ø
Agroekosistem
Suatu ekosistem buatan berupa ekosistem pertanian, misalnya sawah irigasi, sawah tadah hujan, sawah surjan, sawah rawa, sawah pasang surut, perkebunan (teh, kopi kelapa sawit, dan karet), kolam tambak, ladang, dan pekarangan.
Suatu ekosistem buatan berupa ekosistem pertanian, misalnya sawah irigasi, sawah tadah hujan, sawah surjan, sawah rawa, sawah pasang surut, perkebunan (teh, kopi kelapa sawit, dan karet), kolam tambak, ladang, dan pekarangan.
D. Daur Biogeokimia
1. Definisi Daur Biogeokimia
Biogeokimia
adalah pertukaran atau perubahan yang terus menerus, antara komponen biosfer
yang hidup dengan tak hidup. Dalam suatu ekosistem, materi pada setiap tingkat
trofik tidak hilang. Materi berupa unsur-unsur penyusun bahan organik tersebut
didaur-ulang. Unsur-unsur tersebut masuk ke dalam komponen biotik melalui
udara, tanah, dan air. Daur ulang materi tersebut melibatkan makhluk hidup dan
batuan (geofisik) sehingga disebut Daur Biogeokimia.
2. Fungsi Daur Biogeokimia
2. Fungsi Daur Biogeokimia
Fungsi Daur Biogeokimia adalah
sebagai siklus materi yang mengembalikan semua unsur-unsur kimia yang sudah
terpakai oleh semua yang ada di bumi baik komponen biotik maupun komponen
abiotik, sehingga kelangsungan hidup di bumi dapat terjaga.
3.Macam-macam Daur Biogeokimia
v Daur
Nitrogen
v Daur
Karbon dan Oksigen
v Daur
Air
v Daur
Belerang
v
Daur Posfor
Daur Air
Air di
atmosfer berada dalam bentuk uap air. Uap air berasal dari air di daratan dan
laut yang menguap karena panas cahaya matahari. Sebagian besar uap air di
atmosfer berasal dari laut karena laut mencapai tiga perempat luas permukaan
bumi. Uap air di atmosfer terkondensasi menjadi awan yang turun ke daratan dan
laut dalam bentuk hujan. Air hujan di daratan masuk ke dalam tanah membentuk
air permukaan tanah dan air tanah.
Tumbuhan
darat menyerap air yang ada di dalam tanah. Dalam tubuh tumbuhan air mengalir
melalui suatu pembuluh. Kemudian melalui tranpirasi uap air dilepaskan oleh
tumbuhan ke atmosfer. Transpirasi oleh tumbuhan mencakup 90% penguapan pada
ekosistem darat.
Hewan
memperoleh air langsung dari air permukaan serta dari tumbuhan dan hewan yang
dimakan, sedangkan manusia menggunakan sekitar seperempat air tanah. Sebagian
air keluar dari tubuh hewan dan manusia sebagai urin dan keringat.
Air tanah dan
air permukaan sebagian mengalir ke sungai, kemudian ke danau dan ke laut.
Siklus ini di sebut Siklus Panjang. Sedangkan siklus yang dimulai dengan proses
Transpirasi dan Evapotranspirasi dari air yang terdapat di permukaan bumi, lalu
diikuti oleh Presipitasi atau turunnya air ke permukaan bumi disebut Siklus
Pendek.
Daur Karbon dan Oksigen
Proses timbal
balik fotosintesis dan respirasi seluler bertanggung jawab atas perubahan dan
pergerakan utama karbon. Naik turunnya CO2 dan O2 atsmosfer secara musiman
disebabkan oleh penurunan aktivitas Fotosintetik. Dalam skala global kembalinya
CO2 dan O2 ke atmosfer melalui respirasi hampir menyeimbangkan pengeluarannya
melalui fotosintesis. Akan tetapi pembakaran kayu dan bahan bakar fosil
menambahkan lebih banyak lagi CO2 ke atmosfir. Sebagai akibatnya jumlah CO2 di
atmosfer meningkat. CO2 dan O2 atmosfer juga berpindah masuk ke dalam dan ke
luar sistem akuatik, dimana CO2 dan O2 terlibat dalam suatu keseimbangan
dinamis dengan bentuk bahan anorganik lainnya.
Daur Nitrogen
Di alam,
Nitrogen terdapat dalam bentuk senyawa organik seperti urea, protein, dan asam
nukleat atau sebagai senyawa anorganik seperti ammonia, nitrit, dan nitrat.
Tahap pertama
Daur nitrogen adalah transfer nitrogen dari atmosfir ke dalam tanah. Selain air hujan yang membawa sejumlah nitrogen, penambahan nitrogen ke dalam tanah terjadi melalui proses fiksasi nitrogen. Fiksasi nitrogen secara biologis dapat dilakukan oleh bakteri Rhizobium yang bersimbiosis dengan polong-polongan, bakteri Azotobacter dan Clostridium. Selain itu ganggang hijau biru dalam air juga memiliki kemampuan memfiksasi nitrogen.
Daur nitrogen adalah transfer nitrogen dari atmosfir ke dalam tanah. Selain air hujan yang membawa sejumlah nitrogen, penambahan nitrogen ke dalam tanah terjadi melalui proses fiksasi nitrogen. Fiksasi nitrogen secara biologis dapat dilakukan oleh bakteri Rhizobium yang bersimbiosis dengan polong-polongan, bakteri Azotobacter dan Clostridium. Selain itu ganggang hijau biru dalam air juga memiliki kemampuan memfiksasi nitrogen.
Tahap kedua
Nitrat yang di hasilkan oleh fiksasi biologis digunakan oleh produsen (tumbuhan) diubah menjadi molekul protein. Selanjutnya jika tumbuhan atau hewan mati, mahluk pengurai merombaknya menjadi gas amoniak (NH3) dan garam ammonium yang larut dalam air (NH4+). Proses ini disebut dengan amonifikasi. Bakteri Nitrosomonas mengubah amoniak dan senyawa ammonium menjadi nitrat oleh Nitrobacter. Apabila oksigen dalam tanah terbatas, nitrat dengan cepat ditransformasikan menjadi gas nitrogen atau oksida nitrogen oleh proses yang disebut denitrifikasi.
Nitrat yang di hasilkan oleh fiksasi biologis digunakan oleh produsen (tumbuhan) diubah menjadi molekul protein. Selanjutnya jika tumbuhan atau hewan mati, mahluk pengurai merombaknya menjadi gas amoniak (NH3) dan garam ammonium yang larut dalam air (NH4+). Proses ini disebut dengan amonifikasi. Bakteri Nitrosomonas mengubah amoniak dan senyawa ammonium menjadi nitrat oleh Nitrobacter. Apabila oksigen dalam tanah terbatas, nitrat dengan cepat ditransformasikan menjadi gas nitrogen atau oksida nitrogen oleh proses yang disebut denitrifikasi.
Daur Belerang (Sulfur)
Sulfur
terdapat dalam bentuk sulfat anorganik. Sulfur direduksi oleh bakteri menjadi
sulfida dan kadang-kadang terdapat dalam bentuk sulfur dioksida atau hidrogen
sulfida. Hidrogen sulfida ini seringkali mematikan mahluk hidup di perairan dan
pada umumnya dihasilkan dari penguraian bahan organik yang mati. Tumbuhan
menyerap sulfur dalam bentuk sulfat (SO4).
Perpindahan
sulfat terjadi melalui proses rantai makanan, lalu semua mahluk hidup mati dan
akan diuraikan komponen organiknya oleh bakteri. Beberapa jenis bakteri
terlibat dalam daur sulfur, antara lain Desulfomaculum dan Desulfibrio yang
akan mereduksi sulfat menjadi sulfida dalam bentuk hidrogen sulfida (H2S).
Kemudian H2S digunakan bakteri fotoautotrof anaerob seperti Chromatium dan
melepaskan sulfur dan oksigen. Sulfur di oksidasi menjadi sulfat oleh bakteri
kemolitotrof seperti Thiobacillus.
Daur Posfor
Posfor
merupakan elemen penting dalam kehidupan karena semua makhluk hidup membutuhkan
posfor dalam bentuk ATP (Adenosin Tri Fosfat), sebagai sumber energi untuk
metabolisme sel.
Posfor
terdapat di alam dalam bentuk ion fosfat (PO43-). Ion Fosfat terdapat dalam
bebatuan. Adanya peristiwa erosi dan pelapukan menyebabkan fosfat terbawa
menuju sungai hingga laut membentuk sedimen. Adanya pergerakan dasar bumi
menyebabkan sedimen yang mengandung fosfat muncul ke permukaan. Di darat
tumbuhan mengambil fosfat yang terlarut dalam air tanah.
Herbivora
mendapatkan fosfat dari tumbuhan yang dimakannya dan karnivora mendapatkan
fosfat dari herbivora yang dimakannya. Seluruh hewan mengeluarkan fosfat
melalui urin dan feses.
Bakteri dan
jamur mengurai bahan-bahan anorganik di dalam tanah lalu melepaskan pospor
kemudian diambil oleh tumbuhan.
KESIMPULAN
1. Ekosistem
sebagai sistem yang dibentuk di suatu daerah dan terjadi hubungan timbal balik
antara komponen hidup (biotik) dan komponen tak hidup (abiotik) atau dengan
lingkungan.
2. Komponen-komponen ekosistem terbagi menjadi komponen biotik dan komponen
abiotik. Komponen abiotik terdiri dari tanah, air, udara, topografi dan iklim.
Sedangkan komponen biotik terdiri dari organisme yang dikelompokkan
berdasarkan cara memperoleh makanan, berdasarkan kedudukan fungsional dalam
ekosistem.
3.
Tipe-tipe Ekosistem di bagi menjadi 3 yaitu
ekosistem perairan (akuatik), ekosistem darat (terrestrial) dan ekosistem buatan.
4.
Ekosistem perairan terdiri
dari ekosistem air tawar dan ekosistem laut. Ekosistem air tawar contohnya
meliputi kolam, sungai, danau, rawa, rawa gambut. Sedangkan, ekosistem laut
misalnya hutan bakau, rawa payau, estuari, pantai berpasir, pantai berbatu,
laut dangkal dan laut dalam.
5.
Ekosistem darat terdiri dari bioma gurun, bioma padang
rumput, bioma hutan gugur, bioma hujan tropis, bioma taiga, bioma tundra.
6.
Ekosistem buatan terdiri dari bendungan, hutan tanaman
industri, dan agroekosistem.
7.
Daur biogeokimia merupakan daur ulang
materi tersebut melibatkan makhluk hidup dan batuan (geofisik).
8. Fungsi
daur biogeokimia sebagai siklus materi yang mengembalikan semua unsur-unsur
kimia yang sudah terpakai oleh semua yang ada di bumi baik komponen biotik
maupun komponen abiotik, sehingga kelangsungan hidup di bumi dapat terjaga.
9. Macam-macam
daur biogeokimia yaitu daur nitrogen, daur aiir, daur belerang, daur posfor,
dan daur karbon dan oksigen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar