Jumat, 13 November 2015

Makalah tentang serai

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1  Serai  
Serai atau sereh adalah tumbuhan anggota suku rumput-rumputan yang dimanfaatkan sebagai bumbu dapur untuk mengharumkan makanan .Minyak serai adalah minyak atsiri yang diperoleh dengan jalan menyuling bagian atas tumbuhan tersebut. Minyak serai dapat digunakan sebagai pengusir (repelen) nyamuk, baik berupa tanaman ataupun berupa minyaknya.  (http://Wikipedia.org)
Menurut Muhlisah (1999), Cymbopogon citratus (DC.) Stapf diklasifikasikan sebagai berikut :
Regnum : Plantae (Tumbuhan)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub-Classis :Commelinidae
Ordo: Poales
Famili : Poaceae (suku rumput-rumputan)
Genus : Cymbopogon
Species: Cymbopogon citratus (DC.) Stapf
Secara umum, serai atau sereh dibagi menjadi 2 jenis, yaitu sereh dapur (lemongrass) dan sereh wangi (sitronella). Sereh dapur terbagi menjadi 2 varitas, yaitu sereh flexuosus(Cymbopogon Flexuosus) dan sereh citratus (Cymbopogon Citratus).
Morfologi Tumbuhan Serai:

a.Akar
Tanaman sereh memiliki akar yang besar. Akarnya merupakan jenis akar serabut yang berimpang pendek.
b. Batang
Batang tanaman sereh bergerombol dan berumbi, serta lunak dan berongga. Isi batangnya merupakan pelepah umbi untuk pucuk dan berwarna putih kekuningan. Selain itu, batang tanaman sereh juga bersifat kaku dan mudah patah. Batang tanaman ini tumbuh tegak lurus di atas tanah.
c. Daun
Daun tanaman sereh berwarna hijau dan tidak bertangkai. Daunnya kesat, panjang, dan runcing. Selain itu, daun tanaman ini memiliki bentuk seperti pita yang makin ke ujung makin runcing dan berbau citrus ketika daunnya diremas. Daunnya juga memiliki tepi yang kasar dan tajam. Tulang daun tanaman sereh tersusun sejajar. Letak daun pada batang tersebar. Panjang daunnya sekitar 50-100 cm, sedangkan lebarnya kira-kira 2 cm. Daging daun tipis, serta pada permukaan dan bagian bawah daunnya berbulu halus.
d. Bunga
Tanaman sereh jenis ini jarang sekali memiliki bunga. Kalaupun ada, pada umumnya bunganya tidak memiliki mahkota dan mengandung bulir
Anatomi Tumbuhan Serai:
a.Akar
Susunan umum  dari akar Cymbopogon citratus dari bagian luar ke dalam adalah epidermis, korteks, selapis sel endodermis, dan stele akar, yang terdiri atas xilem dan floem.
b. Batang
Susunan umum dari batang Cymbopogon citratus dari bagian luar ke dalam adalah epidermis batang, jaringan korteks, berkas pengangkut, dan empulur batang. Pada daerah parenkim korteks terdapat sel dan kelenjar minyak yang bisa digunakan untuk produksi minyak, yaitu minyak atsiri.
c. Daun
Susunan umum dari daun Cymbopogon citratus dari atas ke bawah adalah epidermis atas, mesofil, berkas pengangkut, dan epidermis bawah. Pada sayatan melintang melalui tulang daun tampak epidermis atas terdiri dari satu lapis sel yang berbentuk agak bulat dengan ukuran yang tidak selalu sama dan mempunyai rambut penutup.
Perkembangbiakan Cymbopogon citratus dilakukan dengan sistem bonggol akar pada batang semu (stool). Batang semu yang telah dewasa (minimal terdiri 10 pelepah daun) digunakan sebagai bibit.  (Mansur, 1992).
Kandungan dari serai terutama minyak atsiri dengan komponrn sitronelal 32-45%, geraniol 12-18%, sitronelol 11-15%, geranil asetat 3-8%, sitronelil asetat 2-4%, sitral, kavikol, augenol, elemol, kadonon, kadinen, vanilin, limonen, kamfen. Minyak serai mengandung 3 komponen utama yaitu sitronelal, sitronelol, geraniol. Minyak serai memiliki aroma khas lemon, karena roma tersebut adalah sebuah senyawa bergugus fungsi aldehid, yakni sitral sebagai senyawa utama minyak.
2.2 Maserasi
Maserasi adalah salah satu jenis metoda ekstraksi dengan sistem tanpa pemanasan atau dikenal dengan istilah ekstraksi dingin, jadi pada metoda ini pelarut dan sampel tidak mengalami pemanasan sama sekali. Sehingga maserasi merupakan teknik ekstraksi yang dapat digunakan untuk senyawa yang tidak tahan panas ataupun tahan panas. ( http://Wikipedia.org)
Maserasi adalah cara ekstraksi yang paling sederhana. Bahan simplisia yang dihaluskan sesuai dengan syarat farmakope (umumnya terpotong-terpotong atau berupa serbuk kasar) disatukan dengan bahan pengekstraksi. Selanjutnya rendaman tersebut disimpan terlindung cahaya langsung (mencegah reaksi yang dikatalis cahaya atau perubahan warna) dan dikocok berulang-ulang (kira-kira 3 kali sehari). Waktu lamanya maserasi berbeda-beda, masing-masing farmakope mencantumkan 4-10 hari. Secara teoritis pada suatu maserasi tidak memungkinkan terjadinya ekstraksi absolut. Semakin besar perbandingan simplisia terhadap cairan pengekstraksi, akan semakin banyak hasil yang diperoleh (Voight, 1995).
Meserasi dapat dilakukan modifikasi misalnya:
1.      Digesti adalah cara maserasi dengan menggunakan pemanasan lemah, yaitu pada suhu 400 - 500C. Cara maserasi ini hanya dapat dilakukan untuk simplisia yang zat aktifnya tahan terhadap pemanasan.  
2.      Maserasi dengan Mesin Pengaduk yaitu penggunaan mesin pengaduk yang berputar terus-menerus, waktu proses maserasi dapat dipersingkat menjadi 6 sampai 24 jam.
3.      Remaserasi yaitu dengan cara cairan penyari dibagi menjadi 2. Seluruh serbuk simplisia di maserasi dengan cairan penyari pertama, sesudah dienap tuangkan dan diperas, ampas dimaserasi lagi dengan cairan penyari yang kedua.
4.      Maserasi Melingkar, maserasi dapat diperbaiki dengan mengusahakan agar cairan penyari selalu bergerak dan menyebar. Dengan cara ini penyari selalu mengalir kembali secara berkesinambungan melalui sebuk simplisia dan melarutkan zat aktifnya.
5.      Maserasi Melingkar Bertingkat,yaitu bila pada maserasi melingkar, penyarian tidak dapat dilaksanakan secara sempurna, karena pemindahan massa akan berhenti bila keseimbangan telah terjadi masalah ini dapat diatasi dengan maserasi melingkar bertingkat (M.M.B).
Kelebihan cara maserasi yaitu: Alat dan cara yang digunakan sederhana,dapat digunakan untuk zat yang tahan dan tidak tahan pemanasan.
Kelemahan cara maserasi yaitu: Banyak pelarut yang terpakai, waktu yang dibutuhkan cukup lama.



BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
     4.1.1 Maserasi
Keterangan
Jumlah
Berat Basah
10 gram
Berat Kering
9,46 gram
Volume Sebelum
60 ml
Volume Sesudah
46 ml
Kadar Air
5,4 %

 4.2 Pembahasan
       4.2.1 Maserasi
                 Dalam praktikum ini menggunakan metode maserasi dengan prinsip merendam potongan sereh dalam cairan penyari ( alcohol) selama  beberapa hari pada wadah tertutup dalam suhu ruang yang terhindar dari sinar matahari, untuk menghindari terjadinya  reaksi yang di katalisis oleh cahaya juga untuk menghindari terjadinya perubahan warna. Cairan penyari akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif, zat aktif akan larut dan karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif di dalam sel dengan yang di luar sel, maka larutan yang terpekat akan diterdorong keluar. Peristiwa tersebut berulang sehingga terjadi keseimbangan konsentrasi antara larutan di luar sel dan di dalam sel. Dalam metode ini juga di lakukan pengovenan agar minyak atsiri mudah keluar, warna yang dihasilkan dalam praktikum ini adalah kuning pekat, dan menghasilkan aroma sereh.



BAB V
KESIMPULAN

1.      Maserasi adalah proses perendaman sampel dengan menggunakan cairan penyari pada wadah tertutup dalam waktu tertentu pada suhu ruang yang terhindar dari sinar matahari.
2.      Maserasi di lakukan pada tempat yang terhindar dari cahaya matahari untuk menghindari terjadinya reaksi yang di katalisis oleh cahaya juga menghindari terjadinya perubahan warna.
3.      Dalam proses maserasi di lakukan pengovenan agar minyak atsiri mudah keluar.
4.      Dalam praktikum maserasi warna yang di hasilkan adalah kuning pekat dan beraroma sereh.

DAFTAR PUSTAKA
Sitorus, Marham. Kimia Organik Umum. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2010
Maserasi. http://Wikipedia.org di akses  pada 14 Juli 2013
Wijaya H. M. Hembing (1992), ”Tanaman Berkhasiat Obat di Indonesia”, Cet 1 ,Jakarta.


Asriani Ilyas dan Wahyuni, Penuntun Praktikum kimia Organik (Makassar: UIN Alauddin, 2012).

2 komentar:

  1. Makasih sudah posting makalah tentang serai...postingannya sangat bermanfaat

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus