Rabu, 11 November 2015

Makalah bakteri

BAB II
PEMBAHASAN

      2.1.      Pengertian Bakteri
Bakteri adalah nama sekelompok mikroorganisme yang termasuk prokaryotae  yang bersel satu, berkembang biak dengan membelah diri dan bahan-bahan genetiknya tidak terbungkus dalam membran inti. Pada umumnya bakteri tidak mempunyai klorofil, kecuali beberapa species tertentu yang mempunyai pigmen fotosintesis. Oleh karena itu, ada bakteri  yang hidupnya heterotrof dan ada juga bacteria yang hidup autotrof. Bakteri heterotrof dapat dibedakan menjadi bakteri yang hidup sebagai parsit dan saprofit, Sedangkan bakteri autotrof dapat dibedakan berdasarkan atas sumber energi yang digunakan untuk mensentetis makanannya menjadi bakteri fotoautotrof dan kemoautotrof. Bakteri dapat hidup dimana saja, ada yang merugikan manusia, hewan maupun tumbuhan. Namun demikian ada juga bakteri yang menguntungkan bagi umat manusia.
Beberapa kelompok bakteri dikenal sebagai agen penyebabinfeksi dan penyakit, sedangkan kelompok lainnya dapat memberikan manfaat dibidang pangan, pengobatan, dan industri. Struktur sel bakteri relatif sederhana: tanpa nukleus/inti sel, kerangka sel, dan organel-organel lain seperti mitokondria dan kloroplas. Hal inilah yang menjadi dasar perbedaan antara sel prokariot dengan sel eukariot yang lebih kompleks. Bakteri dapat ditemukan di hampir semua tempat: di tanah,airudara, dalam simbiosis dengan organisme lain maupun sebagai agenparasit (patogen), bahkan dalam tubuh manusia.
      2.2.      Struktur sel bakteri 
Pada umumnya, bakteri berukuran 0,5-5 μm, tetapi ada bakteri tertentu yang dapat berdiameter hingga 700 μm, yaitu Thiomargarita.Mereka umumnya memiliki dinding sel, seperti sel tumbuhan danjamur, tetapi dengan bahan pembentuk sangat berbeda (peptidoglikan).Beberapa jenis bakteri bersifat motil (mampu bergerak) dan mobilitasnya ini disebabkan oleh flagel.
Bakteri memiliki bentuk sel yang bervariasi, bulat (coccus), batang (bacillus) dan lengkung (vibrio, coma atau spiral). Umumnya sel bakteri yang berbentuk bulat berdiameter sekitar 0,7 - 1,3 mikron. Sedangkan sel bakteri berbentuk batang lebarnya sekitas 0,2 - 2,0 mikron dan panjangnya 0,7 - 3,7 mikron.
Bagian tubuh bakteri pada umumnya dapat dibagi atas 3 bagian yaitu dinding sel, protoplasma (di dalamnya terdapat membran sel, mesosom, lisosom, DNA, endospora), dan bagian yang terdapat di luar dinding sel seperti kapsul, flagel, pilus. Di antara bagianbagian tersebut ada yang selalu didapatkan pada sel bakteri, yaitu membran sel, ribosom dan DNA. Bagian-bagian ini disebut sebagai invarian. Sedangkan bagian-bagian yang tidak selalu ada pada setiap sel bakteri, misalnya dinding sel, flagel, pilus, dan kapsul. Bagianbagian ini disebut varian.
Susunan bagian-bagian utama sel bakteri, dijelaskan sebagai berikut:
a.    Membran sel
 Membran sel merupakan selaput yang membungkus sitoplasma beserta isinya, terletak di sebelah dalam dinding sel, tetapi tidak terikat erat dengan dinding sel. Bagi membran sel sangat vital, bagian ini merupakan batas antara bagian dalam sel dengan lingkungannya. Jika membran sel pecah atau rusak, maka sel bakteri akan mati. Membran sel terdiri atas dua lapis molekul fosfolipid. Pada lapisan fosfo-lipid ini terdapat senyawa protein dan karbohidrat dengan kadar berbeda-beda pada berbagai sel bakteri.
b.    Ribosom
Ribosom merupakan bagian sel yang berfungsi sebagai tempat sintesa protein. Bentuknya berupa butir-butir kecil dan tidak diselubungi membran. Ribosom tersusun atas protein dan RNA.
c.    DNA (Deoxyribonucleic Acid)
DNA merupakan materi genetik, terdapat dalam sitoplasma. DNA bakteri berupa benang sirkuler (melingkar). DNA bakteri berfungi sebagai pengendali sintesis protein bakteri dan pembawa sifat. DNA bakteri terdapat pada bagian menyerupai inti yang disebut nukleoid. Bagian ini tidak memiliki membran sebagaimana inti sel eukariotik.
d.   Dinding sel
Dinding sel bakteri tersusun atas makromolekul peptidoglikan yang terdiri dari monomer-monomer tetrapeptidaglikan (polisakarida dan asam amino). Berdasarkan susunan kimia dinding selnya, bakteri dibedakan atas bakteri gram-positif dan bakteri gramnegatif. Susunan kimia dinding sel bakteri gram-negatif lebih rumit daripada bakteri gram-positif. Dinding sel bakteri grampositif hanya tersusun atas satu lapis peptidoglikan yang relatif tebal, sedangkan dinding sel bakteri gram-negatif terdiri atas dua lapisan. Lapisan luar tersusun atas protein dan polisakarida, lapisan dalamnya tersusun atas peptidoglikan yang lebih tipis dibanding lapisan peptidoglikan pada bakteri gram-positif. Dinding sel bakteri berfungsi untuk memberi bentuk sel, memberi kekuatan, melindungi sel dan menyelenggarakan pertukaran zat antara sel dengan lingkungannya.

e.    Flagel
Flagel merupakan alat gerak bagi bakteri, meskipun tidak semua gerakan bakteri disebabkan oleh flagel. Flagel berpangkal pada protoplas, tersusun atas senyawa protein yang disebut flagelin, sedikit karbohidrat dan pada beberapa bakteri mengandung lipid. Jumlah dan letak flagel pada berbagai jenis bakteri bervariasi. Jumlahnya bisa satu, dua, atau lebih, dan letaknya dapat di ujung, sisi, atau pada seluruh permukaan sel. Jumlah dan letak flagel dijadikan salah satu dasar penggolongan bakteri.
f.     Pilus
Pada permukaan sel bakteri gram-negatif seringkali terdapat banyak bagian seperti benang pendek yang disebut pilus atau fimbria (jamak dari pilus). Pilus merupakan alat lekat sel bakteri dengan sel bakteri lain atau dengan bahan-bahan padat lain, misalnya makanan sel bakteri.
g.    Kapsul
Kapsul merupakan lapisan lendir yang menyelubungi dinding sel bakteri. Pada umumnya kapsul tersusun atas senyawa polisakarida, polipeptida atau protein-polisakarida (glikoprotein). Kapsul berfungsi untuk perlindungan diri terhadap antibodi yang dihasilkan sel inang. Oleh karenanya kapsul hanya didapatkan pada bakteri pathogen.
h.    Endospora
Di antara bakteri ada yang membentuk endospora. Pembentukan endospora merupakan cara bakteri mengatasi keadaan lingkungan yang tidak menguntungkan. Keadaan lingkungan yang tidak menguntungkan antara lain: panas, dingin, kering, tekanan osmosis dan zatkimia tertentu. Jika kondisi lingkungan membaik maka endospora akan tumbuh menjadi sel bakteri. Endospora bakteri tidak berfungsi sebagai alat perkembangbiakan, tetapi sebagai alat perlindungan diri.
Sel-sel bakteri yang membentuk spora tampak sebagai ruangan berisi benda bulat, yang letaknya dapat di salah satu ujung ruang itu, dapat pula di tengah-tengah.
Apabila lingkungan hidup bakteri menjadi buruk, maka banyak yang mati, akan tetapi ada juga bakteri-bakteri yang dapat membentuk spora spora yang tahan terhadap lingkungan ynag buruk seperti kekeringan, kekurangan bahan makanan dan lain sebagainya. Jika keadaan menjadi baik kembali, maka spora itu akan tumbuh menjadi bakteri biasa yang disebut bentuk vegetaif. Spora-spora pada bakteri ini dibentuk disebelah dalam dinding sel bakteri sehigga dinamakan endospora. Proses pembentukan endospora yang di dalam sel induk dikenal sebagai sporulasi atau sporogenesis.   

Pada tahap pertama proses sporulasi ini dapat dilihat terjadinya replikasi kromosom bakteri dan sebagai kecil dari sitoplasma terpisah oleh suatu sekat(septum) spora. Sekat spora ini menjadi membrane yang berlapis dua yang masing-masing mengelilingi kromosom dab sitoplasma. Struktur ini seluruhnya dibungkus idalam sel asal yang disebut fore spore. Lapisan-lapisan peptidoglikan yang tebal terdapat diantara 2 lapisan membran. Kemudian suatu mantel spora yang tebal yang terdiri dari protein terbentuk disebelah luar membran. Mantel ini berfungsi untuk melindungi endospora terhadap zat-zat kimia keras. Kemudian endospora dapat keluar atau bebas dari sel. Letaknya endospora di dalam sel bakteri tergantung dari spesies bakterinya.
Apabila endospora telah matang dinding sel vegetatif melebur dan endospora dibebaskan. Inti endospora yang mengalami dehidrasi yang tinggi, hanya mengandung sedikit DNA, RNA, ribosom, enzim dan beberapa molekul yang penting. Endospora itu dapat dianggap sebagai bentuk laten dari bakteri yang dapat berlangsung dalam jangka waktu yang lama sekali. Endospora yang kembali kepada keadaan vegetatif mengalami suatu proses yang disebut dengan germinasi. Proses germinasi atau perkecambahan ini dipacu adanya kerusakan fisik dan kemis pada mantel endospora. Enzim-enzim yang terdapat dalam endospora akan merusak lapisan-lapisan lain terdapat di sekeliling endospora, kemudian air dapat masuk sehingga metabolism dapat berlangsung. Oleh karena satu sel vegetatif hanya membentuk satu endospora, maka sporogenesis pada bakteri bukan merupakan alat perkembangbiakan, karena tidak ada pertambahan jumlah sel. Dipandang dari segi klinis, endospora ini sangat penting karena tahan terhadap pemanasan, pendinginan, penggunaan zat-zat kimia dan radiasi. Kebanyakan sel vegetatif akan mati pada suhu 700C sedangkan endospora dapat tetap hidup pada air mendidih sampai setengah jam atau lebih.    

2.3.      Penggolongan bakteri 
Bakteri dapat digolong-golongkan berdasarkan persamaan ciri-ciri morfologi, fisiologi, biokimia, tipe-tipe nutrisi, cara reproduksi, kemampuan menghasilkan spor, motalitas dan siklus hidupnya.

a.    Berdasarkan bentuk tubuhnya
1.  Kokus (bulat)
Bakteri yang berbentuk kokus, biasanya bulat ataupun berbentuk oval,
memanjang atau satu sisinya. Apabila bakteri berbentuk kokus ini berkembang biak dengan membelah diri sel-selnya tetap berdempetan dan tidak akan memisah. Bacteria yang berbentuk kokus ini masih bias dapat dibedakan lagi menjadi beberapa macam yaitu:
                 a.    monokokus
                 b.    diplokokus (dua pasang).
c.   Streptokokus, misalnya Streptococcus pyrogenes, S.thermophillus,    S.lactis.
d.  Stafilokokus, misalnya Staphylococcus aureus.
e. Diplokokus, misalnya Diplococcus pnemoniae

2.    Basil (batang)
Bakteri berbentuk hasil menyerupai bentuk batang pendek, selindris, yang ukuran dan bentuknya bermacam-macam.
a.   Basilus, misalnya Eschericcia coli, Salmonella thypi, Lactobacillus.
b.    Diplobasil yaitu basi dapat bergandengan dua-dua.
c.     Streptobasil yaitu basil yang terlepas satu sama lain mempunyai ujung tumpul, sedangkan  
basil yang dapat bergandengan satu sama lain mempunyai ujung tajam.
 misalnya Azotobacter, Bacillus anthracis.



3.  Vibrio (koma)
Bakteri yang bentuknya seperti batang, melengkung dan menyerupai bentuk koma. Misalnya Vibrio cholerae.
4. Spirillum (spiral)
Bakteri yang berbentuk spiral iini, bentuknya bengkok-bengkok serupa spiral. misalnya Treponema pallidum.
b. Berdasarkan kedudukan flagela pada selnya
1.  Monotrik yaitu berflagel satu pada salah satu ujung.
2. Amfitrik
Amfitrik yaitu  flagel masing-masing satu pada kedua ujung.
3. Lofotrik yaitu berflagel banyak di satu ujung.
4. Peritrik yaitu berflagel banyak pada semua sisi tubuh.

c. Berdasarkan pewarnaan Gram (Gram strain).
Pewarnaan Gram atau metode Gram adalah suatu metode untuk membedakan spesies bakteri menjadi dua kelompok besar, yakni gram-positif dan gram-negatif, berdasarkan sifat kimia dan fisik dinding sel mereka. Metode ini diberi nama berdasarkan penemunya, ilmuwan Denmark Hans Christian Gram (1853–1938) yang mengembangkan teknik ini pada tahun 1884 untuk membedakan antara pneumokokus dan bakteri Klebsiella pneumoniae.
Dengan metode pewarnaan Gram, bakteri dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu bakteri Gram positif dan Gram negatif berdasarkan reaksi atau sifat bakteri terhadap cat tersebut. Reaksi atau sifat bakteri tersebut ditentukan oleh komposisi dinding selnya. Oleh karena itu, pengecatan Gram tidak bisa dilakukan pada mikroorganisme yang tidak mempunyai dinding sel seperti Mycoplasma sp Contoh bakteri yang tergolong bakteri tahan asam, yaitu dari genus Mycobacterium dan beberapa spesies tertentu dari genus Nocardia. Bakteri bakteri dari kedua genus ini diketahui memiliki sejumlah besar zat lipodial (berlemak) di dalam dinding selnya sehingga menyebabkan dinding sel tersebut relatif tidak permeabel terhadap zat-zat warna yang umum sehingga sel bakteri tersebut tidak terwarnai oleh metode pewarnaan biasa, seperti pewarnaan sederhana atau Gram.
Dalam pewarnaan gram diperlukan empat reagen yaitu :
  • Zat warna utama (violet kristal)
  • Mordan (larutan Iodin) yaitu senyawa yang digunakan untuk mengintensifkan warna utama.
  • Pencuci / peluntur zat warna (alcohol / aseton) yaitu solven organic yang digunakan uantuk melunturkan zat warna utama.
  • Zat warna kedua / cat penutup (safranin) digunakan untuk mewarnai kembali sel-sel yang telah kehilangan cat utama setelah perlakuan denga alcohol.
Bakteri Gram-negatif adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat warna metil ungu pada metode pewarnaan Gram. Bakteri gram-positif akan mempertahankan zat warna metil ungu gelap setelah dicuci dengan alkohol, sementara bakteri gram-negatif tidak. Pada uji pewarnaan Gram, suatu pewarna penimbal (counterstain) ditambahkan setelah metil ungu, yang membuat semua bakteri gram-negatif menjadi berwarna merah atau merah muda. Pengujian ini berguna untuk mengklasifikasikan kedua tipe bakteri ini berdasarkan perbedaan struktur dinding sel mereka.
Pengecatan gram dilakukan dalam 4 tahap yaitu
1. Pemberian cat warna utama (cairan kristal violet) berwarna ungu.
2. Pengintesifan cat utama dengan penambahan larutan mordan JKJ.
3. Pencucian (dekolarisasi) dengan larutan alkohol asam.
4. Pemberian cat lawan yaitu cat warna safranin.

Perbedaan dasar antara bakteri gram positif dan negatif adalah pada komponen dinding selnya. Kompleks zat iodin terperangkap antara dinding sel  dan membran sitoplasma organisme gram positif, sedangkan penyingkiran zat lipida dari dinding sel organisme gram negatif dengan pencucian alcohol memungkinkan hilang dari sel. Bakteri gram positif memiliki membran tunggal yang dilapisi peptidohlikan yang tebal (25-50nm) sedangkan bakteri negative lapisan peptidoglikogennya tipis (1-3 nm).
Sifat bakteri terhadap pewarnaan Gram merupakan sifat penting untuk membantu determinasi suatu bakteri. Beberapa perbedaan sifat yang dapat dijumpai antara bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif yaitu:
Ciri-ciri bakteri gram negatif yaitu:
  • Struktur dinding selnya tipis, sekitar 10 – 15 mm, berlapis tiga atau multilayer.
  • Dinding selnya mengandung lemak lebih banyak (11-22%), peptidoglikan terdapat didalam
  • lapisan kaku, sebelah dalam dengan jumlah sedikit ± 10% dari berat kering, tidak mengandung asam tekoat.
  • Kurang rentan terhadap senyawa penisilin.
  • Pertumbuhannya tidak begitu dihambat oleh zat warna dasar misalnya kristal violet.
  • Komposisi nutrisi yang dibutuhkan relatif sederhana.
  • Tidak resisten terhadap gangguan fisik.
  • Resistensi terhadap alkali (1% KOH) lebih pekat
  • Peka terhadap streptomisin
  • Toksin yang dibentuk Endotoksin
·         Micrococcus, Staphylococcus, Leuconostoc, Pediococcus dan Aerococcus.

Ciri-ciri bakteri gram positif yaitu:
  • Struktur dinding selnya tebal, sekitar 15-80 nm, berlapis tunggal atau monolayer.
  • Dinding selnya mengandung lipid yang lebih normal (1-4%), peptidoglikan ada yang sebagai lapisan tunggal. Komponen utama merupakan lebih dari 50% berat ringan. Mengandung asam tekoat.
  • Bersifat lebih rentan terhadap penisilin.
  • Pertumbuhan dihambat secara nyata oleh zat-zat warna seperti ungu kristal.
  • Komposisi nutrisi yang dibutuhkan lebih rumit.
  • Lebih resisten terhadap gangguan fisik.
  • Resistensi terhadap alkali (1% KOH) larut
  • Tidak peka terhadap streptomisin
  • Toksin yang dibentuk Eksotoksin Endotoksin
·         Contoh  Escherichia, Citrobacter, Salmonella, Shigella, Enterobacter, Vibrio, Aeromonas, Photobacterium, Chromabacterium, Flavobacterium.

Pewarnaan gram positif:

d. Berdasarkan kebutuhan oksigen
1. Bakteri aerob.
Bakteri aerob,bakteri yang membutuhkan oksigen bebas untuk mendapatkan energi,misalnya: Nitrosomonas,Nitrobacter,Nitrosococcus.
2. Bakteri anaerob.
Bakteri anaerob, tidak membutuhkan oksigen bebas untuk mendapatkan energi, misalnya Micrococcus denitrificans.


2.4.      klasifikasi bakteri

Klasifikasi dari kelas bakteri amat sulit, yang ada belum memuaskan. Kurangnya diferensiasi morfologi merupakan salah satu sebabnya. Sehingga cara penggolongan kadang hanya berdasarkan sifat fisiologinya saja.
1.      Ciri –ciri mikroskopis:
     a.    morfologi : bentuk sel, ukuran sel, susunan sel, susunan flagella, kapsul, endospora.
     b.    Reaksi terhadap pewarnaan: pengecatan gram, pengecatan ziehl-neelsen.
2.      Ciri-ciri pertumbuhan: pertumbuhan di dalam kultur cairan, morfologi koloni, pigmentasi.
3.     Ciri-ciri biokimia: konstituen dinding sel, sifat biokimia pigmen, antigen, mol RNA.
4.     Ciri-ciri fisiologi: penyesuaian suhu, kebutuhan akan oksigen, toleransi ph, tekanan osmotic, kebutuhan garam, kepekaan terhadap antibiotika.
5.     Ciri-ciri nutrisi: sumber energy, sumber karbon, sumbder nitrogen, hasil fermentasi, metabolisme (autotrof, heterotrof, fermentatif, respirasi).
6.      Ciri-ciri genetik: mole % G + S dalam DNA hibridisasi DNA.
Klasifikasi bakteri :
a.      Bakteri fototrofik
Bakteri fototrofik dibedakan dengan kelompok lainnya atas dasar kemampuannya untuk menggunakan cahaya matahari untuk mendorong pembentukan molekul-molekul ATP. Bakteri fototrofik tidak melibatkan oksigen dalam proses sintesis nutriennya termasuk anoksifotobacteria. Bakteri fototrofik yang aerob terdapat di habitat air sering tumbuh air sedimen, didanau- danau yang dangkal yang memenuhi kondisi:
1.    Masih cukup mendapatkan cahaya matahari
2.    Anaerob untuk memungkinkan jasad ini hidup
3. Adanya sumber s atau senyawa organic yang berperan sebagai donor elektron untuk menghasilkan koenzim.
4.    Memiliki ciri-ciri yaitu:
      a.       Bentuk sel bulat, batang, vibrio, atau spiral.
      b.      Perkemmbangbiakan dengan pembelahan biner.
      c.       Bergerak dengan flagella atau nonotil.
      d.      Fotosintetik prosesnya terjadi dalam keadaan anaerobic dan tidak melibatkan oksigen.
      e.       Bakteroklorofil yaitu suatu pigmen fotosintetik terdapat dalam semua sel.
      f.       Berpigmen: ungu-lembayung, ungu, hijau, merah, coklat-jingga, hijau
      g.      Habitat yaitu dilingkungan akuatik.   
Contoh bakteri fototrofik :
1.      Bakteri ungu (Rhodobacter sphaeroides)
Bakteri ungu mempunyai bakterioklorofil a atau b dan karotenoid. Metaabolisme tidk memerlukan oksigen dapat menggunakan H2, H2S, S sebagai donor elektron dan CO2 sebagai sumber karbon, kebanyakan tidak dapat tumbuh hanya dengan hidrogen, sulfida. Chromataiceae atau purple sulfur bacteria dapat tumbuh dengan menggunakan sulfida dan belerang saja sebagai satu-satunya donor electron. Sulfur dapat disimpn didalam atau diluar sel. 
2.      Bakteri hijau
Bakteri hijau mempunyai bakterioklorofil a atau b dan karotenoid. Dapat menggunakan H2,H2S, S sebagai donor electron dan CO2 sebagai sumber karbon. Chlorobiaceae, dapat tumbuh dengan sulfida dan belerang sebagai donor elektron. Sulfur dapat disimpan diluar sel. Chloroflexeae adalah bakteri hijau yang mempunyai dinding sel yang bersifat fleksibel, dapat bergerak dengan meluncur, dapat membentuk filamen dan menggunakan karbondioksida sebagai sumber energy.
3.      Cyanobacteria
Mempunyai klorofil a dan fikobiliprotein, menggunakan H2O sebagai donor elektron dan CO2 sebagai sumber karbon dan dapat melangsungkan fotosintesis tanpa adanya oksigen.
4.      Halobacterium
Mempunyai bacteriorhodopsin sebagai pigmen fotosintesis dapat menggunakan karbon organik, melangsungkan fotosintesis yang tidak biasa.

5.      Prochlorobacteria
Bakteria ini mempunyai klorofil a+ b, dan karoten dan mengunakan H2O sebagai donor electron dan CO sebagai sumber karbon.
b. bakteri yang bergerak dengan cara meluncur
                   Myxobacteriales dikelompokan dalam satu golongan atas dasar motilitas dengan cara meluncur pada permukaan benda padat. Myxobacteria merupakan bakteria yang berbentuk batang yang biasanya hidup di dalam lapisan yang berlendir, tidak mempunyai flagella tapi mempunyai kemampuan untuk bergerak. Bakteria ini mempunyai suatu sifat yang unik yaitu dapat membentuk tubuh buah dalam kondisi yang sesuai baginya yang terjadi bahan-bahan tumbuhan yang mengalami pembusukan .
Bangsa Mycobacteriales terdiri dari bakteri-bakteri lendir yang terbagi menjadi 2 famili yaitu:
a) Cytophagaceae
- Tidak membentuk tubuh buah maupun sel-sel istirahat (mikrokista).
- Dapat membentuk zat warna tertentu.
- Contoh: Cyptohaga lutea (membentuk zat warna kuning), C. ruba(merah jambu).

b) Myxococcae
- Mikrosista bulat atau jorong, punya dinding nyata.
- Contoh: Sporocytophaga myxoccoides: sel spiral, lentur, bergerak seperti ular.
Myxococcus virescens, dengan tubuh buah berwarna kuning kehijauan.

  
c.    Bakteri selubung
Bakteri yang mempunyai selubung mencakup semua bacteria yang sel-selnya terdapat didalam suatu struktur yang disebut sebagai sheath. Dengan terbentuknya selubung, memungkinkan bakeri ini dapat melekat pada permukaan benda padat. Bakteri ini hidup di dalam air, limbah, dan air buangan industry. Selnya terbungkus dalam selubung yang terbuat dari deposit senyawa-senyawa dan mangan yang tak larut. Bentuk sel adalah batang atau seperti filamen, motil karena flagella atau nonmotil, beberapa membentuk pelengkap  (dasar penghisap) yang dipergunakan untuk menempelkan diri pada permukaangram negatif.
Contoh bakteri selubung:
Sphaerotilus natans merupakan contoh bakteri yng terselubung yang sering dianggap sebagai jamur pada kotoran. Jasad ini biasanya dijumpai dalam air mengalir yang tercemar seperti saluran pembuangan kotoran, dimana jumlahnya dapat mencapai kadar yang tinggi.

d.   Bakteri kuncup dan atau bakteri beranpendiks.
Bakteri yang dapat membentuk kuncup dan bakteri yang mempunyai embelen merupakan kelompok heterogen yang didasarkan atas sifat morfologi. Bakteri mengadakan reproduksi dengan cara membentuk kuncup atau membelah diri. Embelan sel pada kelompok bakteri ini dikenal sebagai prostake, memungkinkan efisiensi sel yang lebih besar dalam memusatkan nutrient yang tersedia. Bentuk sel adalah bola, oval, ginjal, batang dengan ujung meruncing, beberapa diantaranya pertumbuhan seperti hifa. Habitat adalah tanah, lingkungan akuatik.
Contoh: Claubacter
e.    Bakteri spirochaeta
Adalah kelompok bakteri yang mempunyai morfologi yang berlainan. Bakteri ini berbentuk batang koil yang helical. Sel-sel berputar disekeliling atau agak kebagian pusat fibril aksial. Bakteri ini memiliki dinding sel lentur, morfologi sel adalah langsing, terpilin. Perbanyakan dengan pembelahan meintang, motil karena rotasi cepat sepanjang sumbu panjang spiralnya ataupun karena lenturan sel-selnya,banyak spesies gram negatif. Habitat adalah ditanah dan lingkungan akuatik, penyebab penyakit sifilis, ukuran, bentuk ujung dan derajat pilinnya merupakan cirri pembeda.
Contoh: Treponema pallidium  adalah parasit obligat yang hanya tumbuh pada jaringan hidup.

f.     Bakteri spiral dan lengkung
Bakteri yang berbentuk melengkung, ada yang seperti koma dan ada yang berbentuk helikal, akan tetapi sel-selnya tidak terputar sekitar filament pusat aksial. Dinding sel kaku, bentuk sel adalah batang, terpilin-pilin, beberapa dengan satu atau lebih putaran lengkap. Motil karena falgela, gram negatif, habitat adalah akuatik.
Contoh: Campylobacter fetus adalah bakteri penyebab keguguran pada hewan ternak atau hewan lalin dan dapat pula menjangkit manusia.
g.    Bakteri gram negatif
Bakteri gram negatif masih dapat dibedakan berdasarkan atas struktur selnya dan kebutuhan akan oksigen.
1.    Bakteri gram negatif yang berbentuk batang dan kokus yang aerobik.
Bakteri gram negatif yang berbentuk batang dan bulat mencakup sejumlah besar satu-satuan taksonomik. Beberapa familia yang termasuk kedalam golongan ini adalah:
a.       Pseudomonadaceae
Bakteri heterotrof, jarang autotrof fakultatif.
- Sel-selnya seringkali bersifat oksidatif, kadang-kadang fermentative.
- Contoh Pseudomonas cocovernanans (racun tempe bongkrek),Pseudomonas solanacearum (menimbulkan penyakit layu pada Solanaceae dan kacang tanah), Pseudomonas denitrificans (mereduksi nitrat menjadi N2).
gambar: bakteri Pseudomonas cepacia pada mdia agar (dikutip dari Brock and Madigan,1991)
b.     Azotobacteriaceae
- Sel-sel jorong atau batang, mirip sel khamir.
- Hidup bebas dalam tanah, penambat N2.
- Contoh: Azotobacter chorococcumA. indicusA. agilis.

c.    Rizobacteriaceae
- Sel-sel bentuk batang, kadang bercabang.
- Seringkali bersimbiosis dengan tumbuhan Leguminosae membentuk bintil akar.
- Contoh: Rhizobium leguminosarum (membentuk bintil pada
Lathyrus, Pisum, Vicia), R. japonicum (pada kedelai), R. phaseoli (pada Phaseolus).

d.      Methylomonadaceae
2.    Batang anaerobik fakultatif gram negatif
Memiliki batang pendek, banyak sekali kesamaan morfologi pad sel-sel diantara taksa. Motil, sel-selnya peritrikus atau nonmotil. Cirri-ciri biokimia banyak sekali terjadi perubahan pada substrat dan keterampilan ini memberikan cara-cara dasar untuk pembedaan dn identifikasi spesies. Habitat adalah lingkungan akuatik, tanah, makanan, air seni tinja.
Contoh: Escherichia coli  dapat digunakan sebagai indikator terhadap kontaminasi feses pada sumber-sumber air minum.
Enterobacteriaceae
- Menimbulkan fermentasi anaerobic pada glukosa, kadang laktosa.
- Sering terdapat pada saluran pernapasan dan saluran kencing vertebrata.
- Lainnya hidup bebas dan bersifat patogen.
- Contoh: Eschericia coliSalmonella thyposaS. parathypiShigella dysentriae.

3.    Batang gram negatif anaerobik
Hanya memiliki satu familia yaitu dari kelompok bakteri gra negative yang aerob yaitu Bacteroidaceae. Sel-sel bakteri ini banyak muncul dengan berbagai bentuk (pleomorfik).juga mereka anaerob obligat. Berbagai spesies diisolasi dari pelbagai sumber, rongga mulut manusia, saluran pencernaan  makanan, tinja manusia serta hewan, rumen hewan ternak biri-biri dalam jaringaterinfeksi.
4.    Bakteri gram negatif yang berbentuk bulat dan oval.
Morfologi sel adalah kokus, berpasangan dan di dalam masa beberapa kokobasil(batang-batang pendek, terdapat tunggal dan berpasangan Nonmotil.
Contoh: familia Neisseriaceae
- Sel-sel berbentuk peluru, seringkali berpasangan.
- Contoh: Neisseria gonorrhoeae (Micrococcus gonorrhoeae) penyebab penyakit kencing nanah, N. meningitides (penyebab meningitis).

5.    Bakteri gram negatif berbentuk bulat yang anaerob
Sangat kecil sampai sel-sel bulat yang lebih besar, berpasangan, dalam massa atau rantai, nonmotil, habitat adalah pada saluran pernapasan dan saluran pencernaan manusia dan hewan.bersifat parasit. Mempunyai 4 genera yaitu: veillonella, acidaminococcus, meghasphaera dan gemmiger.
6.    Bakteri gram negatif dan kemolitotrofik.
Bakteri ini dapat mengoksidasi senyawa-senyawa anorganik untuk menghasilkan ATP. Oleh karena itu metabolisme penghasil energy kurang efisien, bakteri ini memetabolisme sejumlah besar substrat untuk memenuhi kebutuhan energinya.
Contoh: familia Nitrobacteriaceae yang dapat mengoksidasi ammonia atau nitrit untuk menghasilkam energy dalam bentuk ATP. Memiliki dua kelompok yaitu:
1.     Nitrobacter merupakan bacteria pengikat nitrogen yang sangat penting bagi tanah, dapat mengoksidasi ammonia menjadi nitrit.
2.      Nitrosomonas merupakan bakteri pengikat nitrogen yang penting .
h.    Bakteri gram positif yang berbetu bulat
Dalam kelomok ini terkumpul banyak spesies patogenik yang sangat pentig bagi manusia dan hewan. Semuanya berupa kokus gram positif tetapi menunjukan perbedaan dalam penataan sel-selnya.
Memiliki tiga famili yaitu:
1.    Micrococcaceae
- Bentuk sel seperti peluru, atau dalam bentuk koloni tetrad, kubus, atau massa tak beraturan.
- Contoh: Sarcina luteaS. aurantiacaMicrococcus denitrificans,  Staphylococcus aureus.
2.    Streptomycetaceae
- Membentuk miselium, miselium vegetatif tidak terbagi-bagi.
- Contoh: Streptomyces aurefaciens (menghasilkan aureomisin); S. griseus (streptomisin); S. fradiae (neomisin dan fradisin); S. rimosus(tetramisin)


3.    Peptococaceae
i.      Batang dan kokus pembentuk endospora
Cirri yang menonjol dari bakteri ini adalah kemampuannya untuk membentuk endospora. Endospora tersebar luas dalam tanah dan terbawa oleh partikel-partikel debu keudara. Endosporanya karena resistensinya yang tinggi terhadap panas, dapat bertahan hidup lama.
Beberapa bias mengakibatkan infeksi pada manusia, hewan.
Contoh:
1.    Bacillus merupakan bacteria yang aerob atau fakultatif anerob
2.    Clostridium merupakan bakteri annaerob obligat,
j.      Bakteri gram positif yang tidak dapat membentuk spora.
Memiliki laktobacilus yaitu berbentuk batang tidak membentuk spora yang erat hubungannya dengan susu dan produk susu. Mereka mampu berfermentasi gula susu menjadi asam laktat dan asam-asam lain. Banyak dijumpai dalam hewan yang melakukan fermentasi dan produk tmbuhan serta dalam rongga mulut, vagina dan saluran ppencernaa manusia dan hewan. Mereka tidak dianggap patogenik.
Contoh: familia Lactobacillaceae, genus lactobacillus ( berperan penting dalam pembuatan keju, yogurt dan makana fermentasi lainnya).
- Bakteri bentuk peluru atau batang, menimbulkan fermentasi asam laktat.
- Disebut bakteri laktat.
- Contoh: Lactobacillus caucasicus (yoghurt), Streptococcus pygenes(menimbulkan nanah atau keracunan darah), Diplococcus pneumonia(pneumonia).
k.    Bangsa Actinomycetales
-Sel bentuk batang memanjang mirip hifa jamur, dan cenderung bercabang-cabang.
-Anggotanya terdiri berbagai jenis jamur yang bersuku sebagai berikut:
a. Mycobacteriaceae
- Sel-sel tidak membentuk miselium atau hanya miselium yang rudimenter.
- Contoh: Mycobacterium tuberculosis (penyebab TBC), M. leprae(lepra/kusta).

b.      Corynebacterium
c.       Arthrobacter
d.      Brevibacterium
e.       Cellulomonas
f.       Kurthia
L. Rickettsiae
Adalah parasit interseluler, tidak mempunyai kemampuan mengadakan reaksi enzimatik untuk menghasilkan sejumlah ATP yang cukup untuk reproduksinya. Banyak Rickettsiae menimbulkan penyakit pada hewan maupun manusia. Banyak disebarkn oleh serangga-serangga seperti:
Rickettsiae rickettsii disebarkan oleh kutu dan dapat menimbulkan penyakit”demam rocky mountain”.




m. chlamydia
Merupakan parasir uniseluler yang obigat yang dapat berkembang biak deengan perubahan bentuk yang kecil yaitu bentuk dinding kaku dan tidak bersifat infeksi , memjadi betuk lebih besar dan  tipis dan tidak bersifat parasit kemudian membelah diri.
Contoh: Chlamidi psittaci
n. mycoplasma
            golongan bakteri yang tidak mempunyai dinding sel dan merupakan jasad yang paling kecil yang dapat mengadakan reprodksi sendiri. Apabila tumbuh pada suatu media semu maka jasad ini akan membentk koloni –koloni yang sangat kecil seperti telur goreng.
 Anggota dari mycoplasma membutuhkansterol untuk pertumbuhannya. Beberapa diantaranya menyebakan penyakit pada manusia yaitu pneumonia.

2.5. fungsi serta peran bakteri dalam kehidupan manusia
1.    Bakteri Bermanfaat untuk menjaga keseimbangan lingkungan disekitar kita, misalnya bakteri pengurai. Bakteri jenis ini dapat dimanfaatkan untuk menguraikan tumbuhan atau hewan yang telah mati, serta sisa-sisa atau kotoran organisme. Bakteri pengurai juga menguraikan proteinKarbohidrat dan senyawa organik lainnya menjadi Carbondioksida, gas amoniak dan senyawa lainnya yang bersifat sederhana sehingga bakteri ini dapat membersihkan lingkungan dari sampah. Bayangkan kalau tidak ada bakteri yang dapat menguraikan sampah, tentunya akan timbul berbagai masalah dalam lingkungan kita.
2.    Bakteri Bermanfaat untuk memulihkan dan mengatur usus dari kerja berat, jenis bakteri ini adalah bakteri Lactobacillus Acidophilus danBifidobacteria (bifidus). Bakteri ini juga dapat berfungsi sebagai eleminator racun karena mampu menonaktifkan senyawa racun seperti nitrat yang dihasilkan oleh mikroorganisme lain dan makanan, sebagai pelindung sistem imun (kekebalan tubuh) karena bakteri ini mampu merangsang pembentukan antibodi yang mencegah kelebihan pertumbuhan bakteri berbahaya, mencegah timbulnya infeksi saluran kemih, meningkatkan perlindungan terhadap patogenvirus dan bakteri jahat, memulihkan keseimbangan usus setelah pemberian antibiotik, kemoterapi, mencegah pembentukan gas akibat pembusukan dan peragian.
3.    Bakteri jenis Escherichia coli berperan untuk pembusukan makanan,Rhizobium Leguminosarum berfungsi mengikat nitrogen, Lactobacillus Bulgaricus bermanfaat untuk pembuatan YogurtAcetobacter Xilinumbermanfaat untuk pembuatan nata de cocoLactobacillus Caseibermanfaat untuk pembuatan keju, Methanobecterium bermanfaatpembuatan Biogas dan Streptomyces Griceus bermanfaat untuk pembuatan antibiotik Streptomisin.
6.    contoh penyakit yang disebabkan oleh bakteri:
 1. Salmonella typhosa Menyebabkan Penyakit Tifus
2. Shigella dysenteriae Menyebabkan Penyakit Disentri basiler
3. Vibrio comma Menyebabkan Penyakit Kolera
4. Haemophilus influenza Menyebabkan Penyakit Influensa
5. Diplococcus pneumoniae Menyebabkan Penyakit Pneumonia
6. Mycobacterium tuberculosis Menyebabkan Penyakit TBC paru-paru
7. Clostridium tetani Menyebabkan Penyakit Tetanus
8. Neiseria meningitis Menyebabkan Penyakit Meningitis (radang selaput otak)
9. Neiseria gonorrhoeae Menyebabkan Penyakit Gonorrhaeae (kencing nanah)
10. Treponema pallidum Menyebabkan Penyakit Sifilis atau Lues
11. Mycobacterium leprae Menyebabkan Penyakit Lepra (kusta)
12. Treponema pertenue Menyebabkan Penyakit Puru atau patek.
2.6.Bakteri Penyebab Penyakit Pada Ikan
1.Daya Patogen Beberapa Bakteri
Austin dan Austin (1999), berdasarkan laporan beberapa penelitian, mendaftar jenis-jenis bakteri patogen pada ikan di antaranya sebagai berikut :
Eubacterium tarantellae : infeksi bakteri ini bisa melalui luka atau kerusakan jaringan ikan yang ditimbulkan oleh parasit, patogen lemah atau stres. Begitu memasuki jaringan tubuh, kerusakan lebih lanjut bisa terjadi akibat racun ekso- dan endotoksin. Bakteri anaerob ini menghasilkan hemolisin dan lesitinase, yang berbahaya bagi ikan.
Carnobacterium piscicola : percobaan skala kecil telah dilakukan dengan ikan rainbow trout yang dipelihara dalam air tawar pada suhu 18 °C dan hasilnya menunjukkan bahwa kematian bisa terjadi dalam 14 hari setelah penyuntikan bakteri ini secara intraperitoneal (lewat-perut) sebanyak 105 sel/ikan. Ikan mati dan ikan sekarat memiliki ginjal yang membengkak dan menimbun cairan nanah di dalam rongga perut. Bagaimanapun, efek merugikan tidak terlihat setelah penyuntikan ekstrak bebas-bakteri. Hal ini menunjukkan bahwa eksotoksin (racun luar) tidak berperanan penting dalam patogenisitas.
Lactococcus garvieae : infeksi terjadi dengan penyuntikan 104 sampai 105 sel bakteri ini; juga terjadi setelah ikan dipaparkan selama 10 menit terhadap 106 bakteri ini. Penyakit kemudian menjadi makin parah hingga terjadi kematian. Beberapa ikan peka terhadap bakteri ini, misalnya trout yang bisa mengalami kematian masal, sedangkan ikan mujaer (Sarotherodon mossambicus), mujaer bergaris (Tilapia sparramanii), ikan mas (Cyprinus carpio) dan largemouth bass (Micropterus salmoides) tidak.
Streptococcus milleri (G3K) : bakteri ini yang disuntikkan sebanyak 5 x 106 sel/ikan menyebabkan 20% mortalitas pada salmon Atlantik. Yang menarik, semua ikan menjadi berwarna gelap, namun tidak ada tanda-tanda ketidak normalan internal atau eksternal. Pada rainbow trout, ada bukti bahwa ginjalnya dipenuhi cairan.
Vagococcus salmoninarum : infeksi bakteri ini dicapai dengan dosis yang agak tinggi, yaitu 1,8 x 106 sel/ikan pada rainbow trout.
Bacillus sp : infeksi pada lele (Clarias gariepinus) telah dilakukan melalui mulut dan penyuntikan secara subcutaneous (bawah-kulit) dengan dosis yang agak rendah 0,5 ml, yang mengandung 1,8 x 103sel/ml. Mortalitas sebesar 60 % dan 30 % terjadi selama periode 3 minggu untuk infeksi bakteri lewat mulut dan bawah-kulit, berturut-turut.
 - Bacillus mycoides : penyuntikan bakteri ini sebanyak 1,6 x 104 sel secara intramuscullar (lewat-otot) menyebabkan kerusakan jaringan pada ikan channel catfish; kerusakan tersebut mirip dengan gejala penyakit yang asli. Penyuntikan bakteri secara intraperitoneal dan subcutaneous tidak mengakibatkan kerusakan jaringan pada ikan yang terinfeksi.

Corynebacterium aquaticum : isolat bakteri dari ikan, RB 968 BA,membunuh rainbow trout dan ikan stripped bass dengan LD-50 (lethal dose; dosis mematikan) hasil perhitungan 5,8 x 104 dan 1,0 x 105, berturut-turut. Ikan yang diinfeksi secara eksperimental mengembangkan hemoragi (pendarahan) di dalam rongga tengkorak, tetapi tidak menunjukkan sedikit pun gejala-gejala penyakit eksternal.
 - Coryneform : sebagai hasil percobaan patogenisitas dengan ikan rainbow trout (berat rata-rata 8 gram) yang dipelihara dalam air tawar pada suhu 18 °C, telah diketahui bahwa 1,25 x 106 sel, yang diberikan melalui penyuntikan intraperitoneal, dapat membunuh ikan dalam beberapa hari.
 - Micrococcus luteus : penyuntikan 105 sel, secara intramuscullar dan intraperitoneal, menyebabkan mortalitas 54 % pada anak rainbow trout dalam 14 hari.
Mycobacterium spp. : hanya Mycobacterium chelonei subspesiespiscarium yang telah dipelajari secara mendetail. Pada suhu air 12 °C, infeksi eksperimental telah dilakukan pada rainbow trout melalui penyuntikan secara intraperitoneal sebanyak kira-kira 107 sel. Mortalitas akumulatif berkisar dari 20 % sampai 52 %. Pada juvenil chinook salmon, 98 % mortalitas dilaporkan dalam 10 hari pada suhu air 18 °C.
Nocardia spp. : infeksi eksperimental telah dilakukan pada ikan gabus Formosa (Chanos maculata) (catatan : yang benar di sini Chanos atauChannos ?) dan largemouth bass (Micropterus salmoides). Kerusakan jaringan yang diikuti kematian terjadi dalam 14 hari setelah penyuntikan 8 mg suspensi Nocardia asteroides secara intraperitoneal.
Planococcus sp. : ikan, yang disuntik secara intraperitoneal dengan 105 sel tampak berenang tidak menentu dalam 48 jam. Pada saat itu, insangnya menjadi pucat, anus menjulur dan perut membengkak. Usus bengkak dan berdarah. Ginjal sedikit berair. Sekitar 30 – 40 % ikan yang terinfeksi mati.
2.Bakteri Pada Ikan Turbot Budidaya
              Novoa et al. (1990) dalam Banning (1992) melaporkan bahwa perkembangan budidaya ikan turbot (Scophthalmus maximus L.) meningkat pesat di Galicia (Spanyol Barat-laut). Perkembangan ini diikuti oleh munculnya masalah patologis pada spesies ikan tesebut. Laporan pendahuluan hasil survei mikrobiologis pada budidaya ikan turbot menunjukkan bahwa bakteri yang sering diisolasi adalah dari genus Vibrio (Vibrio splendidus, Vibrio pelagius), dan yang kurang sering adalah dari genus Pseudomonas, Streptococcus sertaStaphylococcus. Birnavirus (virus mirip-IPN) diisolasi hanya dari dua sampel. Flagelata Costia sp., ciliata Trichodina sp. dan Cryptocaryonsp., mikrosporidia Tetramicra brevifilum dan cacing cestodaBothriocephalus scorpii semua jarang dijumpai.
3.Penyakit Ginjal Akibat Hafnia
              Teshima et al. (1992) menemukan penyakit ginjal yang diakibatkan oleh infeksi alami bakteri Hafnia alvei pada juvenil umur setahun ikan cherry salmon Oncorhynchus masou yang dipelihara di kolam ikan lokal di Jepang. Dari luar, ikan yang sakit menunjukkan permukaan tubuh yang gelap dan perut membengkak, dan mereka berenang perlahan-lahan. Dari dalam tubuh, kerusakan jaringan dengan berbagai ukuran, yang tampak seperti benjolan putih keabuan, timbul pada sisi ventral ginjal; secara histopatologis gejala-gejala ini mirip dengan gejala “bacterial kidney disease” (penyakit ginjal bakterial) yang diakibatkat oleh bakteri Renibacterium salmoninarum. Patologi ginjal secara eksperimental bisa ditimbulkan kembali dengan isolat murni Hafnia alvei yang diambil dari luka-luka pada ginjal ikan yang terinfeksi alami. Periode inkubasi penyakit ini pada ikan cherry salmon muda adalah sekitar 3 bulan setelah penyuntikan intraperitoneal tunggal. Penyakit ini, bagaimanapun, bisa muncul lebih cepat sejalan dengan peningkatan frekuensi penyuntikan isolat bakteri.
4.Mycobacterium Pada Ikan
              Lansdell et al. (1993) mengamati spesies-spesies bakteriMycobacterium pada ikan. Beberapa spesies ikan laut yang ditangkap dari alam liar dan ikan hias air tawar digunakan dalam studi ini. Organ-organ yabg diinfeksi (hati, limfa, dan ginjal) disampling untuk menemukan mycobakteria. Sampel jaringan yang telah didekontaminasi diletakan pada media selektif untuk mencari mycobakteria. Setelah isolasi awal, teknik fluoresensi dan penodaan asam-cepat digunakan untuk mengidentifikasi bakteri sampai ke genus. Profil karakteristik pertumbuhan biokimia dipakai untuk menidentifikasi lebih lanjut isolat tersebut sampai ke spesies. Lima spesies Mycobacterium telah diidentifikasi : Mycobacterium simiae, Mycobacterium scrofulaceum, Mycobacterium marinum, Mycobacterium chelonae dan Mycobacterium fortuitum. Di antara mereka Mycobacterium simiae dan Mycobacterium scrofulaceum belum pernah dilaporkan ditemukan pada ikan.
BAB III
Kesimpulan
A.  Kesimpulan:
1.      Bakteri adalah nama sekelompok mikroorganisme yang termasuk prokaryotae  yang bersel satu, berkembang biak dengan membelah diri dan bahan-bahan genetiknya tidak terbungkus dalam membran inti.
2.      Susunan bagian-bagian utama sel bakteri:
      a.       Membran sel
       b.         Ribosom
       c.         DNA (Deoxyribonucleic Acid)
       d.        Dinding sel
       e.         Flagel
       f.          Pilus
       g.         Kapsul
       h.         Endospora

Daftar Pustaka
http://muhammadfirdauss.blogspot.co.id/2013/11/makalah-bakteri.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar