Jumat, 06 November 2015

Laporan Biologi Pencemaran Makanan dan Obat-obatan

 BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Pencemaran lingkungan merupakan perubahan lingkungan yang tidak menguntungkan, sebagian karena tindakan manusia disebabkan perubahan pola penggunaan energi dan materi, tingkat radiasi, bahan-bahan fisika dan kimia,dan jumlah organisme. Pencemaran lingkungan sangat tidak efektif dalam kehidupan manusia , terutama dalam bidang makanan. Bahan makanan merupakan hal yang sangat penting karena sebagai sumber energi untuk menunjang aktivitas sehari - hari . Begitu pun dengan obat – obatan yang sangat dibutuhkan untuk kesehatan .  Jika bahan makanan dan obat- obatan itu tercemar dapat mengakibatkan bahaya untuk manusia itu sendiri. Maka dalam makalah ini akan dibahas mengenai pencemaran lingkungan dalam bidang makanan dan obat – obatan.

1.2  Rumusan Masalah
1.    Apa pengertian bahan pencemar makanan?
2.    Apa sajakan bahan kimia yang dapat mencemari makanan?
3.    Apa sajakah yang dapat mencemari makanan secara biologisnya?
4.    Apa saja bahan pencemar obat-obatan?



BAB II
PEMBAHASAN

2.1    Zat Tambahan Pada Makanan

Bahan makanan adalah hal sangat penting bagi kehidupan manusia seperti karbohidrat, lemak , protein, vitamin dan mineral. Disamping itu ada zat yang ditambahkan baik secara sengaja maupun secara tidak sengaja yang akan mempengaruhi kualitas makanan itu sendiri.  Penambahan tersebut bisa berbahaya bagi kesehatan manusia baik secara sengaja maupun tidak sengaja yaitu apabila bahan makanan ditambahkan zat aditif yang bersifat sintetis. Racun dalam makanan ternyata bisa membahayakan orang yang memakannya apabila higienis dan sanitasinya dalam mengolah bahan makanan tersebut tidak cermat. Namun, bisa juga sebagai media perantara bagi vektor, mikroorganisme dan berbagi jenis bahan kimia, keracunan bahan makanan ini oleh bahan kimia erat kaitannya dengan proses produksi dan distribusinya. Dalam proses produksi sering terjadi kelalaian bahkan kesengajaan menggunakan bahan kimia sebagai zat tambahan dalam makanan seperti zat pewarna, zat pengawet dan sebagainya. Selain oleh bahan kimia pencemaran makanan bisa juga disebabkan oleh faktor biologis dan ini menjadikan makanan tersebut menjadi mediator masuknya kuman penyakit ke dalam tubuh.  

2.1.1   Pencemaran Makanan Oleh Bahan Kimia
Macam-Macam Zat Berbahaya serta dampak yang ditimbulkan dari zat – zat yang membahayakan, yang kebanyakan dipakai sebagai bahan tambahan produk pangan tersebut yaitu :

1.      Formalin
Formalin adalah larutan 37% Formaldehida dalam air yang biasanya mengandung 10 – 15% methanol untuk mencegah polimerisasi. Formalin banyak digunaan sebagai desinfektan untuk pembersih lantai, kapal, gudang, dan pakaian, sebagai germisida dan fungisida pada tanaman dan Sayuran , serta sebagai pembasmi lalat dan serangga lainnya.
 Menurut BPOM penggunaan formalin pada produk pangan sangat membahayakan kesehatan karena dapat menyebabkan efek jangka pendek dan panjang tergantung dari besarnya paparan pada tubuh.  Dampak formalin pada tubuh manusia dapat bersifat :
-        Akut : Efek pada kesehatan manusia langsung terlihat : Seperti iritasi, alergi, kemerahan, mata berair, mual, muntah, rasa terbakar, sakit perut dan pusing.
-       Kronik : Efek pada kesehatan manusia terlihat setelah terkena dalam jangka waktu yang lama dan berulang : Seperti iritasi parah, mata berair, gangguan pada pencernaan, hati, ginjal, pancreas, system saraf pusat, dan pada hewan percobaan dapat menyebabkan kanker sedangkan pada manusia diduga bersifat karsinogen.
2.      Boraks
Boraks adalah senyawa berbentuk Kristal putih, tidak berbau dan stabil pada suhu dan tekanan normal. Dalam air borak berubah menjadi Natrium Hidroksida dan Asam Borat. Boraks umumnya digunakan untuk memantri logam, pembuatan gelas dan enamel, sebagai pengawet kayu, dan pembasmi kecoa. Asam Borat maupun Boraks adalah racun bagi sel – sel tubuh, berbahaya bagi susunan syaraf pusat, ginjal dan hati.

3.      Rhodamin B
Rhodamin – B adalah zat pewarna sintetis berbentuk serbuk Kristal, berwarna hijau atau ungu kemerahan, tidak berbau, dan dalam larutan berwarna merah terang berflourenses. Rhodamin – B ummnya digunakan sebagai pewarna kertas dan tekstil. Percobaan pada binatang menunjukan bahwa zat ini diserap lebih banyak pada saluran pencernaan. Kerusakan pada hati tikus terjadi sebagai akibat pakannya mengandung Rhodamin – B dalam konsentrasi yang tinggi. Mengkonsumsi zat ini dalam jangka waktu yang lama dapat menimbulkan gangguan pada fungsi hati dan bias menngakibatkan kanker hati.

4.      Metanil Yellow
Metanil Yellow adalah zat pewarna sintesis berbentuk serbuk bewarna kuning kecoklatan, larut dalam air, agak larut dalam benzene, eter, dan sedikit larut dalam aseton. Metanil Yelow umumnya dugunakan sebagai pewarna tekstil dan cat serta sebagai indicator reaksi netralisasi asam – basa. Zat ini adalah senyawa kimia dari Azo Aromatik yang dapat menimbulkan tumor dalam berbagai jaringan hati, kandung kemih, saluran pencernaan atau jaringan kulit.

Penggunaan zat aditif bahan makanan biasanya digunakan secara sengaja , zat tambahan tadi dapat menyebabkan makanan lebih sedap, tampak lebih menarik, bau  dan rasa lebih sedap, dan makanan lebih tahan lama (awet). WHO mensyaratkan zat tambahan itu seharusnya memenuhi kriteria sebagai berikut :
1.    Aman digunakan
2.    Jumlahnya sekedar memnuhi kriteri pengaruh yang diharapkan
3.    Secara teknologi
4.    Tidak boleh digunakan utnuk menipu pemakai dan jumlah yang dipakai haruslah minimal.

Ada beberapa cara pemalsuan yang sering terjadi dan ini dilakukan oleh penjual /produsen :
1.    Menghilangkan bau, seperti penambahan cuka pada ikan yang telah membusuk
2.    Memberikan kesegaran palsu, misalnya dengan menambahkan zat warna pada daging
3.    Menambahkan zat putih pada tepung.
4.    Menambahkan tanggal kadaluarsa suatu produk
5.    Menyalurkan kembali makanan yang telah kadaluarsa melalui paket - paket hadiah atau parcel.


2.1.2        Pencemaran Makanan Secara Biologis
Makanan yang disukai manusia pada umumnya disukai oleh mikroorganisme , seperti virus, bakteri dan jamur yang menyerang bahan makanan yang mentah seperti pada sayuran, buah -buahan, susu, daging, dan banyak makanan yang sudah dimasak seperti nasi.

 Faktor – faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba dalam pangan dapat bersifat fisik, kimia atau biologis yang meliputi :
1.      Faktor intrinsik merupakan sifat fisik, kimia dan struktur yang dimiliki oleh bahan pangan tersebut, seperti kandungan nutrisi, pH, senyawa mikroba.
2.      Faktor ekstrinsik yaitu kondisi lingkungan pada panganan dan penyimpanan bahan pangan seperti suhu, kelembaban, susunan gas di atmosfer.
3.      Faktor implisit merupakan sifat - sifat yang dimiliki oleh mikroba itu sendiri.
4.      Faktor pengolahan karena perubahan mikroba awal sebagai akibat pengolahan bahan pangan, misalnya pemanasan, pendingan, radiasi dan penambahan bahan pengawet.

Beberapa jenis /spesies dari bakteri saproba dan bakteri patogen dapat serta tumbuh dan berkembangbiak dengan baik jika makanan yang dihinggapi itu mempunyai pH, kelembaban dan temperatur yang menguntungkan bagi kehidupan mereka, toksin yang dihasilkan ada dua yaitu:
- Enterotoksin, yaitu toksin yang mengganggu alat -alat pencernaan.
- Neurotoksin yaitu toksin yang mengganggu urat syaraf.
 

2.2    Zat tambahan pada obat-obatan

Obat ialah suatu bahan atau paduan bahan-bahan yang dimaksudkan untuk digunakan dalam menetapkan diagnosis, mencegah, mengurangkan, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah dan rohaniah pada manusia atau hewan dan untuk memperelok atau memperindah badan atau bagian badan manusia termasuk obat tradisional.
Obat obatan ada 2 macam, yaitu:
a.Obat-Obatan Kimiawi :
·      Lebih diarahkan untuk menghilangkan gejala-gejalanya saja.
·      Bersifat sympthomatis yang hanya untuk mengurangi penderitaannya saja.
·      Bersifa paliatif artinya penyembuhan yang bersifat spekulatif, bila tepat penyakit akan sembuh, bila tidak akan menjadi racun yang berbahaya.
·      Lebih diutamakan untuk penyakit-penyakit yang sifatnya akut (butuh pertolongan segera) seperti asma akut, diare akut, patah tulang, infeksi akut dan lain-lain.
·      Reakdi cepat, namun bersifat destruktif artinya melemahkan organ tubuh lain, terutama jika dipakai terus-menerus dalam jangka waktu lama.
·      Efek samping yang bisa ditimbulkan iritasi lambung dan hati, kerusakan ginjal, mengakibatkan lemak darah.
·      Menyebabkan ketergantungan.
b.Obat Herbal/alami :
·      Diarahkan pada sumber penyebab penyakit dan perbaikan fungsi serta organ-organ yang rusak.
·      Bersifat rekonstruktif atau memperbaiki organ dan membangun kembali organ-organ, jaringan atau sel-sel yang rusak.
·      Bersifat kuratif artinya benar-benar menyembuhkan karena pengobatannya pada sumber penyebab penyakit.
·      Lebih diutamakan untuk mencegah penyakit, pemulihan penyakit-penyakit komplikasi menahun, serta jenis penyakit yang memerluakan pengobatan lama.
·      Reaksi lambat tetepi bersifat konstruktif atau memperbaiki dan membangun kembali organ-organ yang rusak.
·      Efek samping hampir tidak ada, asalkan diramu oleh herbalis yang ahli dan berpengalaman.

Antibiotika ialah zat yang dihasilkan oleh mikroba terutama fungi, yang dapat menghambat pertumbuhan atau membasmi jenis mikroba lain. Antibiotik juga dapar dibuat secara sintesis. Antimikroba diartikan sebagai obat pembasmi mikroba khususnya yang merugikan manusia. Antibiotik harus selektif meracuni mikroorganisme patogen, sebaiknya tidak memicu reaksi alergi dalam tubuh, sebaiknya tidak mengganggu populasi mikroba normal berbagai situs tubuh, dan tidak harus mendorong perkembangan resistensi obat.
Stimulan adalah obat-obatan yang menaikkan tingkat kewaspadaan di dalam rentang waktu singkat. Stimulan biasanya menaikkan efek samping dengan menaikkan efektivitas, dan berbagai jenis yang lebih hebat seringkali disalahgunakan menjadi obat yang ilegal atau dipakai tanpa resep dokter. Stimulan dipakai di dalam terapi untuk menaikkan atau memelihara kewaspadaan, untuk menjadi penawar rasa lelah, di dalam situasi yang menyulitkan tidur (misalnya saat otot-otot bekerja), untuk menjadi penawar keadaan tidak normal yang mengurangi kewaspadaan atau kesadaran (seperti di dalam narkolepsi), untuk menurunkan bobot tubuh (phentermine), juga untuk memperbaiki kemampuan berkonsentrasi bagi orang-orang yang didiagnosis sulit memusatkan perhatian.
Antihistamin adalah sejenis obat yang digunakan untuk merawat alahan/alergi. Ia bertindak menyekat tindakan histamin, sejenis protein yang digunakan oleh sistem imun untuk membantu melindungi sel-sel badan daripada jangkitan. Sistem imun adalah pertahanan semula jadi badan terhadap penyakit dan jangkitan. Jika sistem imun mengesan objek asing yang berbahaya seperti bakteria atau virus, ia akan melepaskan histamin ke dalam sel berdekatan. Histamin seterusnya akan menyebabkan saluran darah kecil mengembang dan kulit di sekitar kawasan jangkitan membengkak. Ini dikenali sebagai keradangan. Pengembangan saluran darah membolehkan lebih banyak sel darah putih dihantar ke kawasan jangkitan untuk melawan jangkitan. Pembengkakan kulit sekeliling juga menyukarkan jangkitan untuk merebak ke bahagian badan yang lain. Pembebasan histamin akan mencetuskan keradangan dan menyebabkan tisu berdekatan jangkitan menjadi merah dan bengkak. Ia juga boleh menjejaskan saraf di dalam kulit sehingga menyebabkan kulit berasa gatal.
Faktor-faktor pendorong terjadinya efek samping obat dapat berasal dari faktor pasien dan dari faktor obatnya sendiri.
1. Faktor pasien. Yaitu faktor intrinsik yang berasal dari pasien, seperti
·      Umur, Pada pasien anak-anak (khususnya bayi) sistem metabolismenya belum sempurna sehingga kemungkinan terjadinya efek samping dapat lebih besar, begitu juga pada pasien geriatrik (lansia) yang kondisi tubuhnya sudah menurun.
·      Genetik dan kecenderungan untuk alergi,  pada orang-orang tertentu dengan variasi atau kelainan genetik, suatu obat mungkin dapat memberikan efek farmakologi yang berlebihan sehingga dapat menyebabkan timbulnya efek samping. Genetik ini juga berhubungan dengan kecenderungan terjadinya alergi. Contohnya pada penisilin, sekitar 1-5% orang yang mengonsumsi penisilin mungkin mengalami reaksi alergi.
·      Penyakit yang diderita, Untuk pasien yang mengidap suatu penyakit tertentu, hal ini memerlukan perhatian khusus. Misalnya untuk pasien yang memiliki gangguan hati atau ginjal, beberapa obat dapat menyebabkan efek samping serius, maka harus dikonsultasikan pada dokter mengenai penggunaan obatnya.

2. Faktor intrinsik dari obat, yaitu sifat dan potensi obat untuk menimbulkan efek samping, seperti pemilihan obat, jangka waktu penggunaan obat, dan adanya interaksi antar obat.
·      Pemilihan obat, Setiap obat tentu memiliki mekanisme kerja yang berbeda-beda, tempat kerja yang berbeda, dan tentunya efek yang berbeda pula. Maka dari itu, harus diwaspadai juga efek samping yang mungkin terjadi dari obat yang dikonsumsi
·      Jangka waktu penggunaan obat, Efek samping beberapa obat dapat timbul jika dikonsumsi dalam jangka waktu yang lama. Contohnya penggunaan parasetamol dosis tinggi pada waktu lama akan menyebabkan hepatotoksik atau  penggunaan kortikosteroid oral pada jangka waktu lama juga dapat menimbulkan efek samping yang cukup serius seperti moonface, hiperglikemia, hipertensi, dan lain-lain. Lain lagi dengan penggunaan AINS (anti inflamasi non steroid) berkepanjangan, dapat muncul efek samping berupa iritasi dan nyeri lambung.
·      Interaksi obat merupakan salah satu penyebab efek samping. Ada beberapa obat ketika dikonsumsi secara bersamaan, akan muncul efek yang tidak diinginkan. Contohnya kombinasi antara obat hipertensi inhibitor ACE dengan diuretik potasium-sparing (spironolakton) dapat menyebabkan hiperkalemia.


KESIMPULAN


Adapun kesimpulan dari makalah pencemaran makanan dan obat-obatan yaitu:

1.      Ada beberapa bahan atau zat yang dapat mencemari makanan berupa: Zat kimia dan biologis.
2.      Bahan serta zat yang mencemari makanan dapat menyebabkan masuknya kuman serta penyakit kedalam tubuh.
3.      Obat-obatan kimia dapat menyebabkan ketergantungan dan efek samping bagi pengguna. Sedangkan obat tradisional sedikit memberikan efek buruk terhadap penggunaannya.

  

DAFTAR PUSTAKA

Achmad Djaeni Sediaoetama,Prof.DR.MSc,Ilmu Gizi,Dian Rakyat, jilid II, Jakarta,1989

Alan Berg and Robert J. Muscat, Faktor Gizi,Bharata Karya Aksara, Jakarta, 1987

A.Tresna Sastrawijaya, MSc,Pencemaran Lingkungan, Rineka Cipta, Jakarta, 1991 Majalah Kesehatan, edisi III, 1992

Dwi, F.Y. 2010. Efek Samping Obat. Hilal Ahmar Jakarta.

Ikawati, Z. 2010. Cerdas Mengenali Obat. Yogyakarta: Kanisius.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar